Sabtu, 4 Oktober 2025

Kubar Jangan Seperti Jakarta atau Samarinda

Permasalahan sampah di Kabupaten Kubar telah menjadi perhatian serius Pemkab Kubar. Pemkab telah membentuk Dinas Kebersihan

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Kubar Jangan Seperti Jakarta atau Samarinda
SRIPOKU.COM/WAWAN SEFTIAWAN
Ilustrasi Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Besemah Serasan, Pagaralam, Sumatera Selatan. Jarak TPA tak jauh dari lokasi tiga desa di Kecamatan Pajar Bulan, Kabupaten Lahat.

TRIBUNNEWS.COM SENDAWAR, - Permasalahan sampah di Kabupaten Kubar telah menjadi perhatian serius Pemkab Kubar. Pemkab telah membentuk Dinas Kebersihan Pertamanan dan Permakaman Kubar di bawah pimpinan Junaidi yang sebelumnya menjabat Camat Long Iram selama 8 tahun.

Pasalnya, banyak sampah yang berserakan dimana-mana, di pinggir jalan, di tempat umum lain sehingga merusak pemandangan ketika warga Kubar maupun penduduk luar sedang berkunjung ke Kubar. Ini tidak sesuai dengan motto Kubar, Kabupaten Beradat yaitu Bersih, Asri, Damai, dan Tertib.

Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Kabupaten Kutai Barat Aminuddin saat membuka rapat koordinasi pengelolaan sampah di Kecamatan Barong Tongkok, Melak, dan Sekolaq Darat di lantai III ruang diklat Kantor Bupati Kubar, Selasa (19/2).

"Sebelum dibentuk Dinas Kebersihan, penanganan sampah berada di bawah naungan Dinas Pekerjaan Umum dan Kimpraswil Kubar, namun ternyata hasilnya sangat tidak maksimal. Makanya perlu dilakukan suatu langkah nyata dengan dibentuknya Dinas Kebersihan sehingga penanganan sampah di Kubar menjadi lebih terpadu. Ini sangat menjadi perhatian khusus dari Bupati Kubar," ungkap Aminuddin.

Penanganan sampah di Kubar sudah harus menjadi hal yang sangat serius dilakukan. Kubar menjadi kabupaten yang terus berkembang, pasti muncul sampah yang berserakan semrawut. Lantaran hal itu, sejak dini perlu ditangani agar di masa depan pengelolaan sampah menjadi lebih teratur. Kubar dapat belajar pengalaman dari Kota Samarinda dan Jakarta, ketika terjadi banjir besar beberapa waktu, yang paling banyak bermunculan adalah sampah yang terbawa arus air, kemudian juga yang menimbulkan banjir dikarenakan tumpukan sampah yang menghambat arus air.

"Makanya kita berharap jangan sampai itu terjadi di Kutai Barat di masa akan datang," tegasnya.

Dia menambahkan, dalam penanganan sampah sudah berbagai upaya yang dilakukan Pemkab Kubar. Satu di antaranya pada 2012 telah menggelontorkan uang sebesar Rp 3 miliar kepada Ketua RT untuk mengkoordinir warganya dalam pengelolaan sampah di masing-masing RT, mulai dengan dibuatkan tong sampah serta melaksanakan kegiatan gotong-royong di RT dalam membersihkan sampah.

Sementara itu Kadis Kebersihan Pertamanan dan Permakaman Junaidi mengungkapkan, dalam penanganan sampah masyarakat yaitu 10 persen harus dibakar warga, 45 persen sampah dipisahkan antara organik dan anorganik dan serta 45 persen lagi sampah yang diangkut tim kebersihan ke TPA. Selain itu juga melakukan razia kebersihan kepada setiap warga yang membuang sampah sembarangan.

Junaidi menegaskan, dalam penanganan sampah ini bukan menjadi tanggung jawab penuh pihaknya, namun juga melibatkan berbagai pihak seperti Dinas PU Kimpraswil, PDAM, PLN, Satpol PP, Kecamatan dan Kelurahan. Dengan pola terpadu ini maka otomatis penanganan sampah menjadi relatif ringan.

Pasalnya personel Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakanan sangat terbatas, lanjutnya, karena jumlah anggota yang dilimpahkan dari Dinas PU Kimpraswil sebanyak 23 orang dengan satu truk yang diserahkan, sedangkan kendaraan pickup tidak mau diserahkan oleh Dinas PU Kimpraswil. (lex)

Baca  Juga  :

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved