Sampel Penglilingan Daging Sapi Dibawa Ke Laboratorium
Wakil Walikota Samarinda, Nusyirwan Ismail melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke penggilingan daging sapi

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Doan Pardede
TRIBUNNEWS.COM SAMARINDA, - Wakil Walikota Samarinda, Nusyirwan Ismail melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke penggilingan daging sapi di Pasar Segiri, Rabu (13/2/2013). Hal ini dilakukan untuk memberikan jaminan kepastian terhadap konsumsi bakso yang banyak dijual di masyarakat tidak terkontaminasi daging celeng atau babi. Juga hadir dalam tim, Plt Kepala Dinas Peternakan Kaltim Dadang Sudarya dan petugas laboratorium Disnak Kaltim, kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Syamsul Bachri, kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Robby Hartono dan kepala Satpol PP Ruskan.
Razia kali ini cukup efektif dikarenakan tepat dilakukan subuh hari disaat penggililingan sedang pada puncaknya aktifitasnya. Dari lokasi penggilingan, tim langsung mengambil sampel untuk diuji di laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner ( Kesmavet) Dinas Peternakan Kaltim.
"Hari ini kita sidak di penggilingan daging sapi untuk bakso, dengan mengambil sampel kemudian diperiksa di laboratorium Kesmavet Disnak Kaltim. Kurang lebih 3 hari, sampel ini bisa diperoleh hasil ujinya," kata Nuysirwan.
Pengampilan sampel ini menurut Nusyirwan untuk meyakinkan di masyarakat tentang kualitas penggilingan bakso.
"Karena ini belum ada hasil, maka kami berharap hasilnya negatif tidak terkontaminasi dengan daging babi atau celeng. Jika sampai terkontaminasi, sangat disayangkan sebab bisa mengganggu penjualan yang lain. Pagi ini, kita belum bisa menjustifikasi, sebab hasil sampel 3 hari lagi yang menentukan," katanya.
Sidak ini lanjutnya, membuktikan bahwa pemerintah terus bergerak mengawasi barang beredar, termasuk makanan yang diawasi secara berkala sesuai aturan berlaku dengan pola uji petik yang tidak beraturan dan insidentil.
"Tujuan lainnya, dari kegiatan ini kita ingin membina mereka pedagang bakso maupun penggilingan, pembinaannya sampai ke label halal. Kita juga tidak melarang bagi mereka yang memproses khusus daging babi, karena memang daging babi ada konsumen. Tapi tidak boleh dicampur adukan, yang babi boleh berproses, yang sapi harus jujur tanpa mencampur atau dioplos," tegasnya.
Menurutnya, kecenderungan mencampur ini karena adanya disparitas harga, sama halnya jika terjadi kesenjangan harga BBM subsidi dengan non subsidi yang jauh selisihnya.
"Saya juga sependapat dengan apa yang disampaikan salah satu pedagang di los daging sapi, bahwa tingginya harga sapi diantaranya disebabkan pasokan yang selalu minim. Jika program gubernur Swasembada Sapi sukses, kita bisa menekan harga jual sapi yang kata Pak Samsuni tadi dipermainkan di level atas pemasok daging. Ini juga bisa menjadi solusi daging sapi yang dioplos daging babi atau celeng," tegasnya.
Baca Juga :