Sulitnya Mempertahankan Pernikahan di Masa Kini
Di era globalisasi dewasa ini, melestarian perkawinan dalam kehidupan suatu rumah tangga bukan pekerjaan mudah.
TRIBUNNEWS.COM - Di era globalisasi dewasa ini, melestarian perkawinan dalam kehidupan suatu rumah tangga bukan pekerjaan mudah, apalagi mewujudkan keluarga sakinah mawadda warahmah.
Penegasan tersebut dikemukakan Dirjen Bimas Islam H Abdul Djamil, saat membuka workshop bertajuk 'Revitalisasi Peran Badan Penasehat Pembina dan Pelestarian Perkawinan (BP4) dalam Menjawab Tantangan Kehidupan Perkawinan dan Keluarga di Era Globalisasi', di Auditorium Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (7/2/2013).
Budaya masyarakat juga berkembang seiring perkembangan zaman. Di dalam keluarga, seperti halnya masyarakat, ada banyak kegaduhan.
Dulu, jika ada wanita diancam suaminya akan diceraikan, wanita bersangkutan akan takut. Tapi, sekarang tidak demikian lagi.
"Malah sang istri bisa jadi balik mengancam. Bila perlu sesegera mungkin lekas mendatangi kantor pengadilan untuk bercerai," kata Abdul Djamil yang disambut tawa hadirin.
Djamil mengaku prihatin, jika ada pasangan suami-istri hendak bercerai lalu mengumumkan pada publik dengan mengundang wartawan. Sang suami menggelar jumpa pers, dan istri pun demikian.
Alasan klasik yang dikemukakan dari mereka, sudah tidak ada kecocokan lagi dalam menjalani kehidupan rumah tangga.
“Ini sangat memprihatinkan kita semua,” ujarnya.
Tak heran bila angka perceraian pada 2011 mencapai 333.844 dari 2,3 juta perkawinan. Dari jumlah itu, terjadi 190 gugat cerai yang dilakukan pihak wanita di beberapa pengadilan agama. (*)