Hasil Riset: Makanan Sehat Itu Dinilai Mahal
Hasil riset menemukan fakta masyarakat Indonesia cenderung memilih makanan menyehatkan sebesar 80 persen.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil riset yang dilakukan oleh Unilever Food Solutions menemukan fakta masyarakat Indonesia cenderung memilih makanan menyehatkan sebesar 80 persen. Sayangnya 58 persen responden untuk mendapatkan makanan itu harus mengeluarkan uang lebih banyak. Makanan menyehatkan bagi 47 persen responden tidak menggugah selera dan 45 persen tidak mengenyangkan.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan para responden dalam memilih hidangan yang lebih sehat yaitu porsi yang cukup, lezat dan nikmat, nama makanan yang menarik dan mengundang selera, rendah kandungan lemak, proses memasak yang dipanggang dan lebih banyak sayuran.
Survei dilakukan sejak tahun 2001 terhadap 5000 responden dari 10 negara (Inggris, Jerman, Polandia, Rusia, AS, Brazil, Afrika Selatan, Turki, Indonesia dan China) yang dikemas dalam World Menu Report: `Seductive Nutrition.
Fakta lain ditemukan bahwa 52 persen konsumen ingin tetap memanjakan diri pada saat makan di luar rumah.
Emilia E. Achmadi MS, seorang Clinical Dietitian, Food & Nutrition Expert mengungkapkan, adanya trend masyarakat saat ini yang lebih suka makan di luar, penting bagi masyarakat untuk mulai mau belajar dan mengetahui kebutuhan asupan gizi mereka, karena kebutuhan gizi setiap orang berbeda-beda, tergantung dari jenis kelamin, usia, kapasitas aktifitas keseharian dan lain-lain.
"Makanan seimbang haruslah memiliki kandungan zat gizi yang meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin & mineral, serta serat," tutu Emilia dalam Jakarta Food Editor's Club di Jakarta belum lama ini .
Dikatakannya perlu mengubah pola pikir dan menyadari bahwasanya `nutrition is not what I do, it is what I am - kebiasaan makan bukan hanya suatu aktifitas yang saya lakukan, melainkan jati diri saya. Ini merupakan sebuah pola pikir yang menyatu pada kebiasaan hidup sehari-hari dan bukan hanya semata-mata sebuah "pekerjaan" yang dilakukan secara terpaksa.
Makanan yang mengandung gizi seimbang dan sehat tidak selalu harus mahal, tetapi makanan yang segar dan tersedia secara lokal sehingga kandungan gizinya optimal. Untuk memperoleh makanan yang sehat, masyarakat harus dapat dan mau memilih alternatif dan mengontrol nafsu makan dengan baik.