Dua Pengunjung Curug Siklotok Purworejo Tewas Tenggelam
Dua orang pengunjung obyek wisata Curug Siklotok di desa Kaligono kecamatan Kaligesing, Purworejo tewas

TRIBUNNEWS.COM PURWOREJO - Dua orang pengunjung obyek wisata Curug Siklotok di desa Kaligono kecamatan Kaligesing, Purworejo tewas. Mereka diduga terpeleset lalu tenggelam terseret arus air terjun yang cukup deras. Melalui kejadian ini, Ketua SAR Purworejo meminta Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Pariwisata (Dinhubkominfopar) Purworejo untuk mengevaluasi keamanan curug.
Kepala desa Kaligono, Suroto mengatakan, awal mula kejadian dua orang pengunjung tersebut datang ke Curug pada Jumat (28/12/2012) sekitar pukul 14.25. Keduanya menitipkan sepeda motor di penitipan yang berjarak sekitar 1 kilometer dari curug. Dengan membawa tas kresek berisi baju ganti, dompet, 4 handphone dan kunci motor mereka menuju ke curug.
"Namun sampai curug ditutup sekitar pukul 16.00, keduanya belum juga kembali. Warga kemudian berinisiatif mencari ke sekitar curug, namun hanya menemukan tas kresek tersebut," jelas Suroto ketika ditemui Tribun Jogja, Sabtu (29/12/2012).
Berdasarkan tas kresek yang ditinggalkan tersebut, identitas keduanya dapat terungkap. Kapolsek Kaligesing AKP Suryo Sumpeno mengungkapkan, dua orang tersebut merupakan warga Purworejo. Dalam tas kresek yang ditemukan warga di sekitar lokasi curug terdapat dompet kedua pengunjung tersebut. Dari KTP yang ada di dompet itulah identitas keduanya terungkap.
"Pengunjung yang hilang atas nama Hermawan Wiliyantoro, usia 26 tahun, warga Perum KBN E11 RT 006/008 Pangenjurutengah, Kec/Kab Purworejo. Satu lagi atas nama Widayanti, 29 tahun, warga Krajan II RT 002/002 desa Jatimalang, kecamatan Purwodadi, kabupaten Purworejo," jelas AKP Sumpeno.
Hilangnya kedua pengunjung tersebut segera menjadi perhatian warga. Belasan warga sejak Jumat malam menyisir kawasan pengunungan di sekitar Curug Siklotok. Namun pencarian yang dilakukan hampir semalaman tersebut tidak membuahkan hasil.
Suroto menyambung, berdasarkan ditemukannya tas kresek dan dua pasang sandal di sekitar Kedung Kuali yang merupakan kawasan atas curug Siklotok, pencarian kemudian difokuskan di perairan. Tim SAR, warga, kepolisian, dan pecinta alam berencana mencari kedua pengunjung tersebut di empat Kedung yang ada yaitu Kedung Kuali, Kedung Dandang, Kedung Lesung, dan Kedung Bunder.
Pencarian di Kedung Kuali berlangsung selama beberapa jam. Tim kesulitan mengatasi derasnya arus sungai ditambah kontur kedung berbentuk bulat dengan kedalaman sekitar 4,75 meter. Namun setelah dilakukan penyisiran selama sekitar tiga jam, kedua korban akhirnya berhasil ditemukan di bawah air terjun.
Jumadi (35) warga RT 2/2 Kaligono adalah warga yang berhasil menemukan kedua korban. Menurutnya, ketika ditemukan, posisi tubuh keduanya berdekatan.
"Yang perempuan posisi rebah sedangkan yang laki-laki agak miring. Keduanya terbenam arus air terjun. Ketika saya temukan, keduanya masih berpakaian lengkap. Hanya saja bagian wajah si laki-laki penuh luka," jelas Jumadi usai evakuasi korban.
Ia mengungkapkan, dirinya sempat mengalami kesulitan mengangkat korban karena derasnya air. Namun dengan bantuan rekan-rekannya, ia berhasil mengangkat keduanya. Setelah berhasil diangkat dari air, kedua korban segera dievakuasi menuju RSUD Saras Husada Purworejo untuk menjalani visum.
Sementara itu, ketua Tim SAR Kabupaten Purworejo, Edy Purwanto mengungkapkan, kondisi lingkungan tempat kejadian cukup menyulitkan evakuasi. Kondisi air terjun cukup deras karena debit air tinggi di musim hujan. Selain itu kontur air terjun membentuk semacam cekungan yang dalam menyebabkan air mengalir deras.
"Air di sini cukup dingin dengan arus yang deras. Setelah jatuh ke air korban diduga tergulung arus dan tertahan arus sehingga tidak muncul ke permukaan. Hal inilah yang memaksa tim untuk melakukan penyelaman," jelasnya.
Kondisi korban yang penuh luka di wajah, kata dia, bukan disebabkan oleh kecelakaan terjatuh namun karena kepiting. Sewaktu ditemukan, wajah korban pria sebagian telah rusak diserbu kepiting.
"Dengan adanya kejadian ini, saya berharap Dinas Pariwisata (Dinhubkominfopar-red) segera memasang rambu atau alat pembatas. Daerah yang aman dimasuki harus diberi tanda dengan jelas. Ditambah lagi saat ini musim hujan dimana debit air meninggi. Daerah yang aman untuk dijelajahi harus ditinjau kembali," tutupnya.(toa)
Baca Juga :
- Tidar Sisir Rumah Makan dan Warung Kopi 28 menit lalu
- BM PAN Rampungkan Konsolodasi 180 Kecamatan 40 menit lalu
- Kapolda Maluku Dihadang Warga Kamariang 48 menit lalu