Jumat, 3 Oktober 2025

Dinas Peternakan Tulungagung Perketat Perdagangan Itik

Jadi memang ada perubahan mutasi virus, yang secara khas menyerang itik. Virus ini berbeda dengan virus sebelumnya

zoom-inlihat foto Dinas Peternakan Tulungagung Perketat Perdagangan Itik
net
Ilustrasi ternak itik yang menggunakan pakan ternak alternatif berupa keong mas.

Laporan dari David Yohanes Wartawan Surya

TRIBUNNEWS.COM,TULUNGAGUNG - Penyebab kematian massal populasi itik di Tulungagung, dipastikan berasal dari virus afian influensa (AI), yang khas menyerang itik. Untuk mencegah perluasan penyebaran, Dinas Peternakan memperketat perdagangan itik.

Menurut Kepala Dinas Peternakan Tulungagung, Sujono, hasil dari laboratorium kesehatan hewan di Malang, baru saja diterima. Dari hasil tersebut, penyebab kematian tersebut adalah virus H5N1 clade 2.3.  Virus ini berbeda dengan yang menyerang ayam sebelumnya, H5N1 clade 2.1.

"Jadi memang ada perubahan mutasi virus, yang secara khas menyerang itik. Virus ini berbeda dengan virus sebelumnya yang tidak mempan terhadap itik," terangnya, Rabu (19/12/12).

 Namun dipastikan, virus ini tidak menular terhadap manusia. Virus juga tidak mempan terhadap unggas ayam. Meski demikian, Dinas Peternakan meningkatkan bio security, untuk mencegah penyebaran yang kian meluas. Salah satunya dengan memperketat perdagangan itik di pasar hewan.

"Kecenderungan peternak menjual sisa itik yang masih hidup. Ini bisa mempercepat dan memperluas penyebaran virus ini," tambahnya.

Salah satunya dengan menempatkan petugas di pasar hewan, khusus itik. Petugas tersebut yang dengan ketat akan mengawasi kesehatan itik-itik yang dijual.

"Pokoknya kalau ada itik yang kelihatan sakit, langsung dipisahkan lalu dilakukan penyemprotan," katanya.

Dinas Peternakan juga terus melakukan penyemprotan di area yang terserang virus. Selain itu ada upaya untuk memberikan vaksin untuk itik, sebab selama ini itik yang dikenal tahan penyakit tersebut tidak pernah divaksin.

"Selama ini itik tidak pernah divaksin karena memang tahan penyakit. Tapi sekarang mulai dilakukan vaksinasi," ujarnya.

Di seluruh Tulungagung sendiri terdapat total populasi itik sekitar 422.899 ekor. Sejak virus flu burung ini menyerang, 5 kecamatan dinyatakan endemi, yaitu Kecamatan Gondang, Kalidawir, Rejotangan, Karangrejo dan Kauman. Sejauh ini data kematian itik mencapai 13.983 ekor.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved