Asosiasi Emiten Minta Rencana Redenominasi Rupiah Dibatalkan
70 juta penduduk Indonesia masih dalam kategori miskin, dan tidak akan berpengaruh terhadap kesejahteraan mereka,
Laporan Wartawan Tribun Jakarta Arif Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana redenomenasi mata uang rupiah tengah diwacanakan oleh pemerintah. Diperkirakan, redenominasi itu nantinya akan ikut memangkas harga saham di Bursa Efek Indonesia.
Rencana pemerintah tersebut mendapat tentangan dari Asosiasi Emiten Indonesia (AEI). Menurut Ketua AEI Airlangga Hartarto, rencana pemerintah tersebut justru akan membingungkan masyarakat.
Selain itu, juga redenominasi juga dianggap tidak perlu bagi peningkatan ekonomi Indonesia. Inflasi yang masih rendah, seharusnya menjadi pertimbangan untuk tidak melakukan ini.
Lebih membingungkan lagi bagi saham-saham di BEI. Sebab banyak saham yang harganya di bawah Rp 500 per saham. Selain itu, banyak masyarakat awam yang tidak memahami hal itu.
Memurutnya, banyak masyarakat miskin yang tidak dapat mengerti dari tujuan kebijakan ini. "70 juta penduduk Indonesia masih dalam kategori miskin, dan tidak akan berpengaruh terhadap kesejahteraan mereka, Jadi sebaiknya dibatalkan saja," katanya dalam Seminar Economic Review Evaluasi 2012 dan Prospek 2013 di J.W Marriot, Jakarta (13/12/2012).
Ia juga mengatakan, idealnya redemonasi dilakukan pada saat hyper inflation, sedangkan inflasi Indonesia masih di bawah 5 persen. Dan hal ini pernah terjadi pada saat pemerintahan Soekarno yang memangkas mata uang untuk mengurangi inflasi."Jadi hanya kejar gengsi saja kalau dilakukan dalam pertumbuhan ekonomi yang masih baik," katanya.
Seperti diketahui, redenomenasi mata uang rupiah akan menghilangkan tiga nol di bagian belakang tanpa mengurangi nilainya. Langkah itu juga akan memotong harga saham di BEI. "Harga saham akan terpotong dengan tiga nol di belakangnya, jadi yang tadinya 10.000 per lembar saham menjadi Rp 10, dan yang tadinya Rp 10 menjadi, 1 sen," kata Ito Warsito, beberapa waktu lalu.
Ito juga mengatakan, hal ini akan menguntungkan bursa dengan sistem yang akan dikembangkan. Terutama dapat menyerdehanakan perdagangan yang terjadi di dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"Sangat banyak sekali manfaatnya yang paling utama adalah penyederhanaan digit angka, dengan begitu dapat mempercepat proses penyelesaian transaksi (settlement) perdagangan saham di BEI, karena data transaksi setiap investor bisa menjadi lebih sederhana nantinya," katanya.
Selain itu, manfaat redenominasi dari sisi teknologi informasi akan membuat kerja sistem menjadi lebih efisien dan cepat. "Dengan redominasi otomatis digit angkanya akan lebih sedikit, dan itu akan membuat pekerjaan komputer atau IT akan lebih cepat," kata Ito.(*)
BACA JUGA: