Sabtu, 4 Oktober 2025

PBB: ladang opium di Burma meningkat

Perluasan ladang meningkat karena pasar heroin yang dihasilkan dari opium bertambah besar di kawasan Asia terutama di Cina dan Asia Tenggara.

Opium sitaan

Militer dan pemberontak Burma dituding mendapat keuntungan dari bisnis opium.

Sebuah tim temuan Peserikatan bangsa-bangsa menyebut meningkatnya perluasan ladang opium di Burma sepanjang enam tahun terakhir.

Menurut laporan kantor PBB untuk urusan Obat Bius dan Tindak Kriminal lahan yang dipakai sebagai tempat budidaya opium naik 17% tahun ini dari hampir 40.000 hektar menjadi 51.000 hektar.

Setelah Afghanistan, Burma adalah negara penghasil opium terbesar kedua di dunia.

Hampir semua opium yang diproduksinya ditanam di negara bagian Shan dan Kachin, yang sejak lama menjadi titik konflik antara militer Burma dengan kelompok pemberontak.

Upaya memberantas ladang-ladang haram ini dianggap setengah hati, dimana militer Burma dan kelompok pemberontak bersenjata dianggap sebagai pihak yang paling banyak mengantongi keuntungan dari perdagangan obat bius di sana, tulis wartawan BBC di Bangkok, Jonah Fisher.

Sementara itu kelompok petani mengatakan akibat ketidakstabilan situasi, mereka terpaksa menanam tumbuhan poppy yang jadi sumber opium yang kelak diproses menjadi heroin, yang di Indonesia dikenal sebagai zat adiktif bernama putaw.

Burma merupakan penghasil dari 25% opium yang ada di dunia, sementara Laos memasok 3% pangsa yang sama, kata Survey Opium Asia Tenggara 2012.

Situasi ini berbalikan dengan kondisi antara 1998 hingga 2006, saat baik produksi opium Burma maupun Laos turun deras, merosot 83% di Burma.

Wilayah Segitiga Emas, persinggungan antara Burma, Thailand dan Laos, sudah lama dikenal sebagai wilayah hitam ladang dan titik penyelundupan opium serta obat bius.

Sebagian besar opium di Burma akan diproses menjadi heroin, sekitar separohnya akan dipasarkan ke Cina, sedang sisanya dibawa ke penjuru Asia Tenggara.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved