Penangkapan Terduga Teroris
Kenapa Anak Saya Ditangkap Saat Bagikan Daging Kurban?
Meski sudah tak lagi tinggal di kawasan Kebon Kacang, nama Muhammad Assegaf masih mereka ingat.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Meski sudah tak lagi tinggal di kawasan Kebon Kacang, nama Muhammad Assegaf masih mereka ingat. Bahkan Assegaf orang yang dikontak mereka setelah warga berinisial NT ditangkap dengan dugaan terorisme, warga meminta bantuannya karena sebagai pengacara.
Kepada Tribun di Jakarta, Sabtu (27/10/2012), Assegaf mengakui dihubungi mereka tak lama NT ditangkap ketika sibuk menjadi ketua panitia penyembelihan hewan kurban. Namun, Assegaf belum memutuskan untuk menjadi pengacara untuk NT dan memberi solusi lain.
“Coba nanti kita tunggu perkembanagannya. Tapi saya sarankan kepada mereka untuk menghubungi TPM (Tim Pembela Muslim, Pak Mahendradata, dan Achmad Mihdan. Saya hanya bantu menghubungkan mereka dengan teman-teman di TPM,” terang Assegaf.
Keluarga mengaku kecewa dengan sikap berlebihan Densus 88 yang menangkap NT. Rasa kecewa mereka bertambah ketika memasuki rumah, sekitar 10 orang personil Densus 88 datang dengan berteriak, sampai membuat kaget ibunda NT dan saudara-saudara perempuannya.
“Nenek saya dibentak polisi. Jelas saja kaget karena melihat banyak polisi membawa senjata. Cewek-cewek di dalam rumah juga menangis,” ujar keponakan NT, Arif Fahriansyah di depan rumah orangtua NT. Ia yakin NT tidak terlibat aksi terorisme seperti diberitakan media.
Ibunda NT kepada wartawan mengaku saat ini masih syok melihat aksi Densus 88 Antiteror yang masuk seenaknya. “Saya merasa bingung ada apa kok polisi masuk ke kamar. Saya jantungan. Yang buat saya kaget kenapa anak saya ditangkap waktu bagikan daging kurban,” ujarnya.