Gus Ipul Disentil, Apakah Tetap Jadi Wakil atau Gubernur
"Calon Gubenur Tanpa Korupsi. Kecuali Kepepet," ujarnya yang langsung disusul tawa penonton.
TRIBUNEWS.COM,SURABAYA - Suasana ger-geran langsung menyeruak, ketika Cak Kartolo dan Ning Tini tampil mengawali pentas panggung "Kartolo Mantu" di JX International, Rabu (24/10/2012) malam.
Iringan musik etnik Djaduk Ferianto, langsung tersaji mendampingi kidungan Cak Kartolo. Kehadiran Butet Kertarajasa pun membuat penampilan sang tokoh ludruk ini semakin mengocok perut penonton.
Sekitar pukul 20.00 WIB, pementasan bertema "Masa Depan Tergantung Besan" itu dibuka oleh Wakil Gubenur Saifullah Yusuf atau yang akrab dipanggil Gus Ipul.
"Pementasan ini merupakan mimpi saya, untuk bisa mempertemukan Cak Kartolo sebagai wakil seniman Jawa Timur dan Butet serta Djaduk sebagai wakil seniman Jogjakarta yang tampil di Surabaya," ungkap Gus Ipul.
Kidungan khas Cak Kartolo pun muncul mengawali pementasan, dilanjut kedatangan Ning Tini. Dialog keduanya yang khas dalam tampilan ludruk, berhasil membuat penonton terbahak-bahak. Dialog tentang anak gadisnya, Dewi, yang sudah waktunya menikah. Keduanya berharap punya besan yang bisa mengangkat kondisi anak dan keluarganya.
Djaduk dengan kelompok Kua Etnika, berhasil menampilkan improvisasi yang membuat penonton berdecak kagum. Lagu "Bus Sekolah" yang dipopulerkan Koes Plus pun mengalun unik lewat komposisi musik ala Djaduk.
Materi lawakan yang sedang tren pun ikut ditampilkan, hingga membuat penonton ikut tertawa terpingkal-pingkal. Butet Kertarajasa sendiri, tampil di sesion ketiga, sebagai calon Gubenur Jawa Timur dengan mengawali kalimat "Calon Gubenur Tanpa Korupsi. Kecuali Kepepet," ujarnya yang langsung disusul tawa penonton.
Butet tampil bersama Marwoto dan Susilo, sebagai penasehat calon gubenur. Marwoto yang juga seniman tradisional itupun, berhasil mengimbangi penampilan Butet. Susilo sendiri adalah anggota dari Teater Gandrik, milik Butet.
Seperti yang dijanjikan sebelumnya, Butet pun menyentil Gus Ipul, dengan apakah tetap menjadi wakil atau maju sebagai gubenur. Sorakan pun keluar dari penonton. Cerita politik kekenian yang terjadi di Indonesia pun ditampilkan menjadi tontonan yang menarik dan menggelitik.
Selanjutnya, Kartolo kemudian menikahkan Dewi dengan anaknya Butet, yang bernama Gareng. Keduanya berbesan. Tapi sebagai orang lugu, Kartolo mengikuti Butet untuk mendaftarkan sebagai calon pemimpin. Tapi sebagai orang lugu mempunyai besan seorang poltikus terkenal. Berkat hasutan dan iming-iming sang besan, akhirnya Kartolo ikut-ikut mencalonkan diri sebagai pemimpin. Ujung-ujungnya ternyata Kartolo kena apes, dia tertipu Butet. Karena itulah tema pementasan itu disebut "Masa Depan Tergantung Besan".
Pementasan yang berlangsung hingga pukul 23.00 WIB itu berhasil membuat betah penonton. Begitu juga Gus Ipul, yang menjadi satu-satunya pejabat yang hadir. Rencananya, ludruk ini akan tampil terakhir di tempat yang sama pada Kamis (25/10/2012) malam.
Pementasan Lakon “Kartolo Mantu” sendiri, merupakan bagian dari kegiatan Hari Ulang Tahun Pemerintah Provinsi Jawa Timur ke-67. Gubernur Jawa Timur, Pak De Karwo dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Gus Ipul, berharap pementasan dan hiburan yang digelar selama ini bisa menyentuh seluruh lapisan masyrakat.
“Kita sudah mementaskan hiburan Band-band terkenal, sebagai bentuk hiburan anak-anak muda. Namun juga pentas Wayang Kulit dan Pasar malam, sebagai bentuk pesta rakyat. Nah, melalui penampilan Kartolo dan Butet ini, kita harapkan bisa menyentuh lapisan masyarakat yang lainnya”, kata Hendy Mustafa, Direktur JX International yang juga ketua penyelenggara.