Jumat, 3 Oktober 2025

Demo Mahasiswa ke DPRD Pamekasan Berakhir Ricuh

Sementara Kapolres Pamekasan, AKBP Nanang Chadarusman dan anggotanya, terkesan membiarkan pengunjuk rasa berbuat anarkis.

zoom-inlihat foto Demo Mahasiswa ke DPRD Pamekasan Berakhir Ricuh
surya/muchsin
Aktivis mahasiswa Pamekasan merusak papan nama DPRD Pamekasan, Senin (22/10/2012)

TRIBUNNEWS.COM, PAMEKASAN – Unjuk rasa mahasiswa dalam berbagai elemen,  mendesak perda parkir berlangganan dicabut dan meminta Komisi DPRD Pamekasan, Hosnan Ahmadi minta maaf, di kantor DPRD Pamekasan berakhir ricuh dan anarkis, Senin (22/10/2012).

Pengunjuk rasa merusak nama DPRD Pamekasan, di halaman kantor DPRD Pamekasan denga cara memukulkan batangan kayu hingga sebagian besar huruf yang menempel di tembok itu copot.

Sementara Kapolres Pamekasan, AKBP Nanang Chadarusman dan anggotanya, terkesan  membiarkan pengunjuk rasa berbuat anarkis.

Selain merusak nama DPRD Pamekasan, mahasiswa mengejar mobil Kijang Innova plat merah, yang hendak ke luar meninggalkan DPRD. Sampai di pintu timur, mobil itu kembali lantaran pintu pagar ditutup paksa mahasiswa yang mengira di dalam mobil terdapat Hosnan Ahmadi dan ternyata orang lain.

Begitu juga, ketika Wakil Ketua DPRD Pamekasan, Muhdlar Abdullah dengan mobilnya hendak ke luar, dicegat mahasiswa dan diminta tetap di kantor DPRD sampai aksi mereka selesai.

Sebelum merusak nama DPRD, mahasiswa terlibat adu mulut dengan Ketua Komisi B, DPRD Pamekasan, halaman kantor, disaksikan aparat kemanan. Bahkan, saat Hosnan memberikan jawaban terhadap sejumlah tuntutan mereka, di antara pengunjuk menyerang Hosnan Ahmadi dengan kayu, namu meleset.

Sedang di antara pengunjuk rasa lainnya, melemparkan gelas berisi minuman ke arah Hosnan, namun mengenai aparat kepolisian. Saat itulah, Hosnan yang memegang mikrofon dilempar ke arah mahasiswa, sehingga emosi pengunjuk rasa kian tersulut.

Dalam orasinya, pengunjuk rasa tidak hanya menyoroti parkir berlangganan, tapi menyerang pribadi Hosnan, yang kemudian mereka meminta Hosnan minta maaf atas kalimatnya yang mengatakan masalah parkir itu sudah basi.

“Saya minta Hosnan Ahmadi minta maaf ke publik atas pernyataannya, karena telah membuat masyarakat kecewa,” kata Elman Duro, salah seorang dari mereka dengan nada lantang.

Namun Hosnan Ahmadi tidak mau minta maaf. Apa yang diucapkan tidak menyinggung masyarakat dan tidak melanggar aturan. Karena masalah parkir berlangganan sudah selesai, menjadi perda dan sudah dijalankan serta tidak ada keluhan masyarakat.

Akhirnya, antara Hosnan dan beberapa pengunjuk rasa terjadi debat. Dan aparat membiarkan kejadian itu, sehingga beberapa anggota dewan khawatir, kalau dialog terus berlanjut dan pengunjurasa dibiarkan, akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Sekretaris Dewan (Setwan), Arief Handayani, yang mengetahui nama DPRD dirusak, tidak terima dan menyatakan akan melaporkan tindakan mahasiwa ke polisi.

“Selama mereka kami terima baik-baik, tapi sekarang malah anarkis dan merusak,” kata Arief.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved