Sabtu, 4 Oktober 2025

Wartawan Sumenep Kecam Premanisme TNI AU

Jadi, selain harus dijerat dengan pelanggaran pidana menghalang-halangi kerja jurnalistik

zoom-inlihat foto Wartawan Sumenep Kecam Premanisme TNI AU
surya/ahmad rivai
Unjukrasa puluhan wartawan Sumenep yang tergabung dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) mengutuk keras tindakan kekerasan oleh oknum TNI AU di Riau.

TRIBUNNEWS.COM,SUMENEP - Kecaman aksi kekerasan terhadap wartawan juga dilakukan oleh sejumlah wartawan di Sumenep. Puluhan wartawan Sumenep yang tergabung dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumenep turun jalan menuntut agar pelaku kekerasan terhadap wartawan di RIAU yang dilakukan oleh oknum anggota TNI AU agar ditindak tegas.

Puluhan wartawan Sumenep menggelar unjukrasa di Taman Adipura depan Mesjid Agung Sumenep, Rabu (17/10/2012).

Selain menggelar orasi bersama, kalangan wartawan juga menggelar teaterikal yang memparodikan sebuah pesawat TNI AU Hawk 200 yang jatuh, yang kemudian timbul aksi kekerasan terhadap wartawan yang akan meliput jatuhnya pesawat tersebut.

Salah seorang wartawan Sumenep, Firdaus mengatakan kekerasan terhadap wartawan tidak saja berupa pelanggaran terhadap Undang-Undang Pers 40 tahun 1999, tetapi juga sudah merupakan bentuk premanisme karena melakukan pemukulan dan bahkan mencekik salah seorang wartawan yang melakukan kerja jurnalistiknya.

"Jadi, selain harus dijerat dengan pelanggaran pidana menghalang-halangi kerja jurnalistik, tetapi juga pidana murni yang harus dijerat dengan KUHP karena melakukan pemukulan," tandas Firdaus, wartawan Harian Bangsa, Rabu (17/10/2012).

Kekerasan terhadap wartawan sepertihalnya yang dilakukan oleh oknum TNI AU di Riau seharusnya segera diambil tindakan tegas oleh atasan TNI AU di pusat, karena telah mencemari institusi TNI yang harus tunduk dan patuh kepada hukum.
     
Agus Rasyid, ketua PWI Sumenep, menegaskan, unjukrasa wartawan di Sumenep adalah bentuk solidaritas wartawan Sumenep kepada kawan-kawan jurnalis yang menjadi korban pemukulan TNI AU di Riau. PWI Sumenep juga mengutuk keras kekerasan tersebut yang seharusnya tidak perlu terjadi.

"Kita mengutuk arogansi TNI AU kepada kerja pers yang hendak melakukan peliputan pada saat terjatuhnya pesawat TNI AU. Sangat tidak realistis jika kerja jurnalis yang mulai harus berhadapan dengan kekuatan otot TNI AU, sungguh biadab," ujar Rasyid.

Karenanya, pihaknya juga meminta kepada pengurus pusat dari wadah kawan jurnalis yang jadi korban di Riau agar meneruskan kasus ini ke ranah hukum yang lebih serius di pusat.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved