Kedubes Inggris Bantah Sayembara Penangkapan SBY
Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris di Indonesia mengklarifikasi soal berita adanya sayembara penangkapan Presiden SBY.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris di Indonesia mengklarifikasi soal berita adanya sayembara penangkapan Presiden SBY, ketika akan berkunjung ke Inggris, awal November nanti.
"Saya sudah terima surat dari Kedutaan Inggris di Indonesia, bahwa itu tidak benar," ujar Menko Polhukam Djoko Suyanto, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (19/9/2012).
Diberitakan sebelumnya, Ed Mc Williams bikin heboh. Pria yang mengaku aktivis The West Papua Advocacy Team (WPAT), menawarkan hadiah sebesar 80 ribu dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 760 juta, bagi warga Inggris yang berhasil menangkap Presiden SBY, ketika melakukan kunjungan kerja ke Inggris pada November mendatang.
Menurut Djoko, berita itu hanya dilansir oleh sebuah media, dan Pemerintahan Inggris menegaskan tidak ada masalah dengan kunjungan SBY ke Inggris nanti.
"Pemerintah Inggris yang mengundang, bukan kami yang minta diundang. Inggris mengundang beliau (Presiden SBY) sebagai apresiasi Inggris kepada beliau, terhadap apa saja yang sudah dilaksanakan, terutama dalam bidang ekonomi, demokratisasi, dan lingkungan hidup," jelas Djoko.
Rencana kunjungan SBY ke Inggris, paparnya, sudah dijadwalkan cukup lama oleh Pemerintah Inggris.
"Kedutaan Inggris menyampaikan kepada kami, bahwa itu tidak ada, tidak benar. Kalau ada isu itu, Pemerintah Inggris akan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap undangan yang diberikan kepada presiden," kata Djoko.
Sayembara Ed McWilliams dicantumkan di siaran Radio New Zealand, dan situsnya www.rnzi.com, Jumat (14/9/2012).
Williams menyebut penangkapan SBY, karena aparat Pemerintah Indonesia telah membunuh lebih dari 500 ribu orang Papua.
Presiden SBY dijadwalkan berkunjung ke Inggris pada 31 Oktober hingga 2 November 2012 mendatang. Presiden SBY dijadwalkan melakukan pertemuan dengan Ratu Inggris Elizabeth II dan Perdana Menteri David Cameron.
SBY serta rombongan kabarnya akan langsung dijamu dan menginap di Istana Buckingham, Inggris. (*)
BACA JUGA