Ledakan di Depok
Diam, Ini Anak Saya
Pemakaman Wahyu Ristanto alias Anwar terduga teroris bom Beji diwarnai insiden antara keluarga dan simpatisan ormas.

TRIBUNNEWS.COM,SOLO-- Kendati mendapat simpati dan dukungan dari puluhan anggota salah satu ormas, pemakaman Wahyu Ristanto alias Anwar terduga teroris bom Beji diwarnai insiden antara keluarga dan simpatisan ormas.
Jenazah Wahyu dimakamkan di kampung halamannya, di Dusun Banaran, Keluarahan Jatiyoso, Karanganyar, Jumat (14/9/2012). Tak hanya warga sekitar, puluhan anggota ormas juga ikut mengantar pemuda 24 tahun itu ke peristirahatan terakhir.
Jenazah Anwar tiba di kampung halamannya sekitar pukul 08.20 setelah menempuh perjalanan darat dari Jakarta. Sejak pagi, puluhan anggota ormas sudah memadati arae pemakaman kampung yang letaknya sekitar 200 meter timur rumah duka.
Bahkan para anggota ormas membentangkan spaduk bertuliskan "Dia Mujahid Ayo Teruskan". Tak seperti kebiasaan pada umumnya, jenazah langsung menuju arae pemakaman, sama sekali tak disemayamkan di rumah duka.
Begitu mobil ambulans pembawa jenazah datang, para anggota ormas menyambut dengan teriakan takbir. "Mujahid... Mujahid. Dia bukan teroris," terdengar teriakan keras dari kerumunan, Jumat (14/9/2012). Para anggota ormas langsung merangsek mencoba ikut menurunkan peti jenazah bersama warga lain dari dalam ambulan.
Melihat suasana riuh dan banyaknya kerumunan massa, Jatmiko ayah Anwar terlihat seperti terganggu. Ia sempat meminta anggota ormas untuk tak ikut menandu peti jenazah.
Jenazah kemudian disalatkan di area pemakaman. Saat itulah Jatmiko memberikan ijin kepada anggota ormas untuk ikut mensalatkan.
Ketegangan Jatmiko dengan anggota ormas kembali terjadi. Saat itu anggota ormas ingin ikut terlibat dalam prose menguburkan jenazah kedalam liang lahat. "Diam semua, ini anak saya. Biarkan saya dan warga yang melakukannya," bentak Jatmiko menggunakan nada tinggi.
Prosesi pemakaman yang dikawal aparat Polri dan TNI ini berlangsung lancar sampai selesai. Baik Jatmiko maupun istrinya Waliyah tak mau memberikan komentar karena masih shok.
Wahyu Ristanto alias Anwar terduga teroris Bom Beji memang masih tercatat sebagai warga Banaran, Kelurahan Jatiyoso, Karanganyar. Nama asli Anwar adalah Wahyu Ristanto lahir pada 30 Juni 1988, biasa disapa Ristanto atau Wahyu.
“Anwar atau Wahyu masih tercatat sebagai warga sini meski sudah lama merantau. Setelah lulus SMK, Anwar kursus di Solo. Ia lalu merantau ke Jawa Barat sampai kasus bom kemarin muncul,” kata Haryanto, Kepala Kelurahan Jatiyoso, Kamis (13/9/2012).
Jatmiko dan Wariyem, ayah dan ibu Anwar juga seorang perantau di Kalimantan. Sang ayah berjualan bakso sementara ibunya berjualan jamu. Haryanto mengaku tak tahu pasti apa pekerjaan Anwar diperantauan. Saat lama diperantauan itulah sikap Anwar mendadak berubah.
Meski tetap santun dengan tetangga, Anwar menjadi sosok yang tertutup dan pendiam. Saat pulang ke rumah, Anwar lebih banyak di rumah dan jarang bergaul dengan tetangga. "Yang jelas jadi lebih tertutup, tak seperti biasanya," ujarnya.
Warga sekitar mulai menaruh curiga saat Anwar pulang sekitar Maret lalu. Haryanto menuturkan, saat itu Anwar pulang bersama tiga orang rekannya. Ketiganya adalah orang asing yang tak satupun dikenal warga. Mereka menginap dirumah Anwar selama dua hingga tiga hari.
Saat menginap, Anwar tak melaporkan ketiga tamunya itu pada Ketua RT setempat. "Biasanya Anwar pulang sendiri. Karena tak ada pemberitahuan, perangkat desa menegur Anwar. Anehnya, keesokan harinya Anwar dan temannya lalu menghilang," ujarnya. (Tribun Jogja/Ikrob Didik Irawan)