74 Persen Jamkesda Mojokerto Dinikmati Orang Kaya
Ini karena menyangkut nyawa,
TRIBUNNEWS.COM,MOJOKERTO- Anggaran Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) di Kabupaten Mojokerto tak tepat sasaran.
Dana itu justru lebih banyak dimanfaatkan keluarga mampu.
Akibatnya, bulan Agustus 2012, Pemprov Jatim terpaksa memblokir pasien dari Kabupaten Mojokerto yang menggunakan Surat Pernyataan Miskin (SPM). Itu lantaran Pemkab Mojokerto menunggak hutang Rp 500 juta untuk pasien SPM ini.
Wakil Ketua Komisi DPRD Kabupaten Mojokerto Mahfud Kurniawan meminta, eksekutif untuk segera mengambil langkah cepat agar pasien miskin yang masuk dalam kuota Jamkesda bisa berobat secara gratis.
Menurutnya, ada banyak masyarakat yang mengeluh tak bisa mendapatkan pengobatan gratis, sementara mereka menjadi anggota Jamkesda.
Langkah cepat itu kata dia, Pemkab Mojokerto harus segera membayar tunggakan SPM di Pemprov Jatim. Tak hanya itu, rumah sakit milik Pemkab Mojokerto juga harus menerima pasien miskin lantaran sudah ada tambahan dana Jamkesda dalam Perubahan APBD tahun ini.
"Ini karena menyangkut nyawa," ujar Mahfud Kurniawan, Kamis (6/9/2012).
Plt Sekda Kabupaten Mojokerto Muhammad Ardi Prasetiawan mengatakan, dari hasil evaluasi, dari anggaran Jamkesda tahun 2012 dipatok Rp 3,5 miliar, 74 persen diantaranya dihabiskan pasien yang menggunakan SPM. Padahal, dana sebesar itu sedianya untuk menopang biaya kesehatan masyarakat miskin yang masuk dalam kuota Jamkesda sebanyak 29.615 pasien.
Lantaran masih banyaknya kebutuhan pengobatan gratis untuk masyarakat miskin ini, dalam Perubahan APBD tahun 2012, pemkab kembali menyuntikkan dana Rp 4,3 miliar.
Angka itu, selain untuk membayar hutang SPM kepada Pemprov Jatim, juga untuk persediaan Jamkesda dan SPM hingga akhir tahun.
”Memang, dana Jamkesda lebih banyak dikeluarkan untuk pasien SPM, yang tidak termasuk kategori warga miskin,” ujar Ardi.
Hingga bulan Agustus, sudah ada 3.000 pasien yang menggunakan SPM saat berobat. Padahal, rata-rata pasien yang menggunakan SPM itu membutuhkan biaya besar klasifikasi penyakit yang diderita.
”Dengan tambahan Rp 4,3 miliar, kita asumsikan jumlah pasien SPM hingga akhir tahun mencapai 6.000 pasien. Ini mengacu pada jumlah pasien SPM tahun sebelumnya,” ujarnya.