Penembakan Solo
Pengamat: Ada yang Memicu Pelaku Teror Solo Marah Besar
AKSI teror yang terjadi di Solo Jawa Tengah diduga kuat dipicu adanya hal yang memicu kemarahan dari para pelakunya.

Mardigu Wowiek Prasantyo, Pengamat Teroris
TRIBUNNEWS.COM - AKSI teror yang terjadi di Solo Jawa Tengah diduga kuat dipicu adanya hal yang memicu kemarahan dari para pelakunya.
Pasalnya, melihat dari cara yang dilakukan pelaku teror di tiga tempat kejadian, caranya hampir sama yaitu menyerang dengan jarak dekat.
Peristiwa pertama, Jumat (17/8/2012) dini hari aksi penembakan dilakukan secara membabi buta dari jarak dekat terhadap Pospam 05 yang digunakan untuk Operasi Candi Ketupat (OCK) 2012 yang terletak di Serengan, Solo.
Akibat penembakan tersebut dua polisi mengalami luka tembak.
Kemudian, teror yang kedua dilakukan Sabtu (18/8/2012) pukul 23.32 WIB dengan melakukan pelemparan granat terhadap Pos Pengamanan Lebaran di Pos Gladag, Solo.
Pelakunya sama, dilakukan dua orang tak dikenal dengan berboncengan melempar granat ke arah pos pengamanan dari jarak yang tidak begitu jauh.
Begitu juga dengan teror yang terjadi Kamis (30/8/2012) malam sekitar pukul 21.00 WIB, aksi penembakan dilakukan terhadap Pos Polisi Singosaren yang mengakibatkan satu orang polisi tewas dengan empat luka tembak di dada.
Secara latar belakang cara mereka membunuh seperti orang berdarah dingin, tanpa ekspresi, dan dari jarak dekat.
Hanya ada dua hal yang menyebabkan manusia seperti itu, pertama karena marah besar dan kedua karena psikopat. Saya lebih percaya mereka melakukan hal tersebut karena ada hal yang membuatnya marah besar. Marahnya kenapa, ini yang harus didalami.
Saya melihat aksi teroris di Solo agak berbeda dengan aksi teroris dulu, dimana pelakunya masuk dalam jaringan internasional seperti Al-Qaida, tapi ini tidak.
Namun secara paham atau ideologi sama. Hanya terlihat dalam teror di Solo mereka bergerak sendiri terhadap pemerintah karena ada sesuatu yang dianggap tidak pro terhadap mereka.
Sehingga, teror tersebut saya lihat terkait masalah lokal, karena ini tidak terkait internasional, pasti ini masalah lokal, mereka merasa kontra terhadap pemerintah atau lembaga lain.
Untuk itu, terkadang mereka mengekspresikannya dengan sandi atau morse untuk menunjukan mereka masih ada.
Lalu kenapa polisi yang menjadi sasaran aksi teror? Semua teroris itu sama, dia mencari target yang mempunyai dampak besar dan berpengaruh, maka mereka memilih pos polisi. Pos polisi dampaknya lebih besar karna menyangkut panji negara dan risikonya lebih kecil menurut versi mereka.