Penembakan Solo
Jangan Sampai Kota Solo Siaga Satu
Polisi harus respon ini secara proporsional, jangan sampai ada penetapan kondisi Siaga I tanpa perhitungan matang
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Anggota Komisi III DPR Aboebakar Alhabsy meyakini, lteror yang terjadi di Solo, Jawa Tengah, bukanlah persoalan yang sederhana.
"Saya lihat pelakunya cukup profesional dan berani, karena yang disatroni bukanlah warga sipil melainkan polisi yang berada di pos pengamanan. Teror ini harus mendapatkan perhatian serius karena dalam rentang waktu sekitar setengah bulan, telah terjadi 3 kali serangan terhadap Pos Polisi di Solo," ujarnya, Sabtu (1/9/2012).
Semua aksi, mulai dari pos polisi dekat swalayan Matahari Singosaren, pos pengamanan Lebaran 06 Gladag Surakarta serta Pospam Gemblegan, ditujukan kepada polisi. Bila aparat polisi saja sudah menjadi target teror, katanya, lantas bagaimana nasib warga sipil, yang tak tahu soal pengamanan apalagi senjata.
Diakuinya, sulit mengatakan bahwa kejadian ini hanya kriminal murni, terdapat indikasi kuat bahwa ini adalah teror. Selain memiliki sasaran yang sama yaitu polisi, para pelaku terlihat sudah cukup profesional, mereka diduga telah melakukan pengamatan dan pengintaian, serta mereka melakukan penyerangan dengan sangat cepat.
"Saya kira, bukan hanya masyarakat saja yang resah, para petugas dilapanganpun pasti akan was-was, apalagi keluarga mereka. Sekarang semua sudah tahu,
bahwa polisi di lapangan yang menjadi sasaran teror tersebut," papar politisi PKS ini.
Terlepas dari kondisi yang ada, tambahnya lagi, Kepolsisian harus segera melakukan tindakan pencegahan agar teror ini tidak berlanjut. Bila memang ada
keluhan soal kinerja Kapolres setempat, tidak berlebihan memang bila dilakukan pergantian.
Disisi lain, sambungnya lagi, polisi harus merespon ini secara proporsional, jangan sampai ada penetapan kondisi Siaga I tanpa ada perhitungan yang matang, karena hal ini akan dapat berpotensi membawa keresahan pada masyarakat.
"Semua pihak harus pula menahan diri, jangan dengan mudah menyebarkan informasi yang tidak benar berkaitan dengan status Siaga I tersebut," Aboebakar mengingatkan.