Jumat, 3 Oktober 2025

Kerusuhan Sampang

Intelektual Muslim: Madura Hormati Kerukunan Beragama

Intelektual Muslim dari Madura, Zuhairi Misrawi membantah bahwa awal dari aksi kekerasan yang terjadi di Sampang karena berhubungan dengan

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Intelektual Muslim: Madura Hormati Kerukunan Beragama
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Korban kerusuhan Sampang, Madura, Mohamad Zaini (kanan) dan Muhaimin (dua kanan), berdialog dengen Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, Abdul Haris Semendawai (kiri), di Kantor LPSK Jakarta, Jumat (31/8/2012). Kedua saksi kasus kerusuhan Sampang tersebut meminta perlindungan LPSK karena merasa terancam. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Intelektual Muslim dari Madura, Zuhairi Misrawi membantah bahwa awal dari aksi kekerasan yang terjadi di Sampang karena berhubungan dengan identitas orang Madura yang keras dan sering terjadi konflik.

"Meski ada stigma negatif terhadap orang Madura yang keras dan sering konflik, saya bantah itu," kata Zuhairi dalam dialog Polemik bertajuk "Kekerasan dan Komnas HAM" yang digelar di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (1/9/2012).

Zuhairi mengungkapkan, sebenarnya warga Madura itu adalah warga yang menghormati keyakinan yang dianut orang lain, seperti filosofi warga Madura yang mengedepankan makna persaudaraan, keakraban dan pertemanan.

"Jangankan Sunni Syiah, umat Muslim dan Kristen pun hubungannya harmonis. Sudah pasti disamping Masjid ada Gereja," kata Zuhairi.

Bahwa memang adanya konflik antara kedua kelompok mazhab di Sampang, Zuhairi menduga adanya oknum-oknum yang sengaja memecahbelah dua mazhab yang berdampingan ini.

"Mungkin ini terkait dengan Pilkada 2013. Nah absennya negara membuat puncak kekerasan yang menewaskan dua orang dari warga syiah," kata Zuhairi.

Baca Juga:

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved