Kamis, 2 Oktober 2025

Orangutan yang Terbakar di Pontianak Akhirnya Mati

Orangutan (Pongo pygmaeus pygmaeus) yang tersesat di Desa Wajok Hilir, Kecamatan Siantan, Kabupaten Pontianak

Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-inlihat foto Orangutan yang Terbakar di Pontianak Akhirnya Mati
Tribun Pontianak/Galih Nofrio Nanda
Tim medis gabungan melakukan autopsi kepada jasad orangutan UPT Lab Keswan dan Kesmavet Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalbar, Kamis (30/8/2012). Orangutan yang saat dievakuasi terbakar tersebut akhirnya tewas pada Rabu (29/8/2012) malam ketika dibawa ke pusat rehabilitasi yang dikelola oleh International Animal Rescue Indonesia dari Pontianak menuju Ketapang. (Tribun Pontianak/Galih Nofrio Nanda)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Orangutan (Pongo pygmaeus pygmaeus) yang tersesat di Desa Wajok Hilir, Kecamatan Siantan, Kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat, dan mengalami luka bakar, akhirnya mati, malam tadi, Rabu (29/08/2012), pukul 22.30 WIB.

Primata dilindungi itu menghembuskan nafas terakhirnya dalam perjalanan menuju fasilitas perawatan Pusat Rehabilitasi & Konservasi International Animal Rescue (IAR) di Ketapang, setelah melalui perawatan secara intensif di DAOPS Manggala Agni, Rasau Jaya, Kubu Raya selama tiga hari sejak berhasil dievakuasi 27 Agustus lalu.

Manajer Program Kalimantan Barat, WWF-Indonesia, M. Hermayani Putera dalam siaran pers yang diterima Tribun mengatakan, menurut hasil pemeriksaan petugas medis pasca evakuasi, luka yang dialami tidak membahayakan dengan perkiraan waktu pemulihan sekitar 2-3 minggu sebelum dapat dilepasliarkan kembali.

"Satwa tersebut sudah mulai mau mengkonsumsi buah-buahan. Sayangnya, tingkat stress dan dehidrasi satwa tersebut memang masih sangat tinggi," katanya.

Berdasarkan rekomendasi medis, tim gabungan yang terdiri dari Balai KSDA Provinsi Kalimantan Barat, Yayasan Titian, Yayasan IAR, Lembaga Gemawan dan WWF-Indonesia memutuskan untuk memberangkatkan Orangutan ke IAR Ketapang untuk perawatan yang lebih baik kemarin, Rabu, (29/8/2012).

Pemeriksaan sebelum keberangkatan menunjukkan kondisi orangutan yang terbakar dalam proses pengasapan saat evakuasi itu, memungkinkan untuk menempuh jalur tersebut.

Pada pemeriksaan lanjutan dalam pukul 22.00, di daerah Kubu Raya, orangutan tidak menunjukkan pergerakan sebagaimana mestinya.

Setelah melalui pemeriksaan intensif oleh Drh Ahmad Syifa Sidik, S.KH, pada pukul 22.30 orangutan tersebut dinyatakan mati. Mayat orangutan kembali dibawa ke Pontianak untuk menjalani proses otopsi

“Saat ini kami sedang menunggu hasil otopsi untuk mengetahui sebab kematian orangutan jantan yang kami evakuasi dari Wajok Hilir. Sangat disayangkan proses penyelamatan yang telah dilakukan bersama dalam beberapa hari terakhir tidak mampu menyelamatkan orangutan tersebut,” ujarnya.

KLIK JUGA:

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved