Kasus Simulator SIM
Belum Terungkap Nasehat SBY untuk Kapolri dan Ketua KPK
Polri enggan mengungkapkan apa kata-kata presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri enggan mengungkapkan apa kata-kata presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo dan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad pada saat buka bersama di Rupatama Mabes Polri, Rabu (8/8/2012) kemarin.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar enggan menjawab pertanyaan sejumlah wartawan saat SBY, Kapolri, dan Abraham Samad terkait kata-kata presiden sekitar kurang lebih tiga menit tersebut kepada kedua pejabat penegak hukum tersebut.
"Kemarin hanya silaturahmi kan antara bapak presiden dengan keluarga besar Polri dan sejumah pejabat," ujar Boy di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (9/8/2012).
Menurut Boy, bahwa baik Kapolri maupun pimpinan KPK senantiasa biasa berkoordinasi tanpa harus bertemu muka. "Koordinasi kan tidak selalu harus bertemu," ungkapnya.
Kasus dugaan korupsi pengadaan alat simulator SIM pertama kali mencuat saat Bambang Sukotjo, direktur PT Inovasi Teknologi Indonesia, membeberkan adanya dugaan suap proyek pengadaan simulator SIM di Korps Lalu Lintas (Korlantas) Mabes Polri. Bambang terang-terangan menyebut ada suap dari perusahaan pemenang tender pengadaan simulator 2011, kepada pejabat Korlantas Polri bernisial DS sebesar Rp 2 miliar.
Tak hanya dugaan suap, Bambang pun membeberkan adanya praktek mark up dalam proyek pengadaan simulator motor dan mobil di institusi Polri tersebut. Pada saat lelang proyek tesebut, perusahaan bernama PT Citra Mandiri Metalindo berhasil memenangi tender pengadaan 700 simulator sepeda motor senilai Rp 54,453 miliar dan 556 simulator mobil senilai Rp 142,415 miliar pada 2011.
Ayo Klik: