Kamis, 2 Oktober 2025

Pembantaian Rohingya di Myanmar

ICIS Desak RI Lakukan Diplomasi Terkait Muslim Rohingya

Pemerintah didesak melakukan diplomasi agar pemerintah Myanmar bersedia membuka akses bantuan untuk muslim Rohingya.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-inlihat foto ICIS Desak RI Lakukan Diplomasi Terkait Muslim Rohingya
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Sekjen International Conference for Islamic Scholars (ICIS), Hasyim Muzadi

TRIBUNNEWS.COMJAKARTA-Pemerimtah Indonesia didesak segera melakukan diplomasi agar pemerintah Myanmar bersedia membuka akses bantuan untuk muslim Rohingya.

Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars (ICIS) KH Hasyim Muzadi, mengatakan, agar semua bantuan bisa sampai ke tujuan, pemerintah harus turun tangan untuk melakukan diplomasi dengan pemerintah Myanmar.

"Saya menghimbau kepada Kementerian Luar Negeri untuk segera melakukan pembicaraan diplomatik agar memudahkan semua bantuan masuk ke Rohingya," kata Hasyim di sela acara dialog interaktif bertema "Rohingya Terlunta" di Kantor ICIS, Jakarta, Sabtu (4/8).

Hasyim juga meminta masyarakat agar tidak sembrono mengirim bantuan kemanusiaan untuk etnis Muslim Rohingya, di Myanmar karena masih tertutupnya akses menuju negara tersebut.

"Kalau sekarang banyak yang mau bantu muslim Rohingya itu bagus. Dan, membantu muslim Rohingya itu harus, tapi jangan serampangan," katanya.

Ia mengakui sekarang ini, banyak masyarakat Indonesia yang membuka rekening yang nantinya akan disalurkan kepada etnis muslim Rohingya, termasuk mengumpulkan makanan yang akan dikirim ke Myanmar.

"Saya sarankan uang dan makanan itu jangan dikirim dulu ke Rohingya karena belum tentu efektif, karena Myanmar sendiri belum tentu mau menerima bantuan asing. Sebanyak apapun bantuan, kalau pihak Myanmar menutup ya gak bisa sampai ke Muslim Rohingya," katanya.

Ia mengatakan, etnis Rohingya di Myanmar memang harus dibantu karena menjadi korban pembantaian tapi kita harus mengetahui bagaimana cara membantu dan melindungi mereka. "Membantu Muslim Rohingya itu keharusan, tapi caranya yang dilakukan harus tepat," katanya.

Karena itu pula, Hasyim meminta elemen masyarakat yang hendak berangkat ke Myanmar untuk menahan diri sampai kondisi benar-benar kondusif. "Masyarakat Indonesia yang mau berngkat ke Rohingya agar menunda dulu keberangkatannya, sebelum ada akses yang bisa memungkinkan masuk ke Rohingya," tandasnya.

Menurut laporan terakhir, hampir 650 dari hampir satu juta Muslim Rohingya tewas selama bentrokan yang terjadi di wilayah barat Rakhine, Myanmar. Sementara 1.200 lainnya hilang dan 90.000 lebih terlantar.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggambarkan komunitas Muslim Rohingya sebagai Palestina dari Asia dan salah satu kelompok minoritas paling teraniaya di dunia.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved