Kamis, 2 Oktober 2025

Wartawan Televisi Digebuki Siswa Rambut Cepak

Perbuatannya itu rupanya diketahui, kamera dan kaset miliknya langsung disita. Sepeda motornya dijatuhkan dan dipukuli.

Editor: Budi Prasetyo

Laporan Wartawan Tribun Jogya/ Bakti Buwono Budiastyo

TRIBUNNEWS.COM SEMARANG, - Bentrokan yang diduga antara akademi maritim dari cirebon dan akademi pelayaran niaga Semarang membuat suasana di daerah bendan Dhuwur, Gajahmungkur, mencekam pada Senin (30/7/2012) malam hingga Selasa (31/7) malam. Para warga sekitar hingga dini hari memilih berjaga di pinggir-pinggir jalan.

"Mulainya kalau tidak salah sekitar pukul 22.00, ," kata seorang warga sekitar Tono usai peristiwa, Selasa (31/7/2012) dini hari.

Kabar yang ia dengar bentrokan itu berawal ketika rombongan siswa dari Akademi Maritim Cirebon yang datang untuk sertifikasi di Akademi Pelayaran Niaga 'nongkrong' di pinggir jalan. Entah bagaimana awalnya, terjadi perselisihan dengan siswa rambut cepak lainnya yang berasal dari Akpelni. Desas-desus yang beredar karena siswa yang nongkrong diingatkan karena mabuk, lalu merasa tersinggung.

Saat itulah bentrokan mulai terjadi. Ia bercerita tawuran itu sempat mereda sekitar pukul 22.30, tetapi pukul 23.00 kembali bentrok. Suasana yang diingatnya saat itu ramai, siswa-siswa rambut cepak yang bentrok saling kejar satu sama lain. Mereka saling melempar batu dan baku hantam.

"Ada yang bocor (kepalanya) dan yang tawur ada yang bawa bata," jelasnya.

Seorang pewarta televisi nasional, Deo Dwi Fajar yang kebetulan lewat spontan merekam peristiwa itu. Ia melihat ada dua kubu saling serang. Perbuatannya itu rupanya diketahui, kamera dan kaset miliknya langsung disita. Sepeda motornya dijatuhkan dan dipukuli.

"Saya sudah bilang akan mundur, tapi tetap dipukuli," katanya di kantor Akpelni.

Saat itu ada siswa Akpelni bernama Dodi yang melerai. Mengamankan Deo serta kameranya ke kantor Akpelni. Dodi mengaku saat kejadian ia sedang lewat di sekitar lokasi kejadian. Saat ada yang memberitahunya bahwa seorang wartawan dipukuli ia langsung mendatangi lokasi pemukulan. Dari pengakuannya ada beberapa siswa Akpelni yang ikut tawuran.

"Semua cepak-cepak, ramai juga, saya kira ada kecelakaan tadi," kilahnya.

Pembantu Direktur III Akpelni, Fajar mengatakan tidak bisa mengatakan bahwa siswa-siswa rambut cepak yang tawuran merupakan anak didiknya. Selain tidak memakai atribut, di sekitar wilayah bendan banyak siswa yang berpenampilan serupa. Bahkan saat ini sedang ada kunjungan dari akademi maritim lain antara lain dari Cirebon.

"Belum ada bukti maupun saksi, jadi belum bisa justifikasi. Jika benar kami terus terang merasa malu," katanya.

Saat ini pihak akademi maupun polsek setempat sedang mendalami bentrokan tersebut. Belum ada keterangan resmi dari dua pihak terkait peristiwa itu. (bbb)

Berita  Terkait :

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved