Minggu, 5 Oktober 2025

Peringatan Hari Anak Batal karena SBY, Komnas PA Kecewa

Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Aris Merdeka Sirait mengaku kecewa terhadap pemerintah

Penulis: Wahyu Aji
zoom-inlihat foto Peringatan Hari Anak Batal karena SBY, Komnas PA Kecewa
TRIBUNNEWS.COM/WAHYU AJI
Ketua Komnas Perlindungan Anak, Aris Merdeka Sirait saat memperingati hari anak nasional, Senin(23/7/2012)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Aris Merdeka Sirait mengaku kecewa terhadap pemerintah yang menunda peringatan hari anak nasional yang jatuh pada hari ini, Senin 23 Juli 2012.

Ditundanya peringantan hari anak ini menurut ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait menunjukkan komitmen pemerintah terhadap perlindungan anak masih lemah.

"Penundaan perayaan Hari Anak Nasional semestinya dilakukan 23 Juli ini, namun molor menjadi bulan september 2012 , Itu bukti rendahnya perhatian pemerintah terhadap anak Indonesia," ujar Arist di kantor Komnas PA, Jalan TB Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Senin (23/7/2012).

Aris mengungkapkan perayaan tahunan untuk memperingati generasi penerus bangsa tersebut terpaksa ditunda atas alasan padatnya jadwal Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono. Ia pun turut mempertanyakan komitmen pemerintah untuk menyelamatkan anak dari berbagai ancaman pelanggaran hak.

"Ini bisa melukai hati anak Indonesia. Sebab pada momen inilah, anak-anak Indonesia dapat bergembira dan menyampaikan pendapat menyangkut berbagai masalah yang dihadapi anak-anak," lanjutnya.

Aris mengatakan, walau peringatan hari anak ini hanya sekedar seremoni, namun peringatan tersebut merupakan suatu bentuk apresiasi terhadap anak Indonesia.

"Suara anak adalah suara Tuhan, kalau pemerintah tidak dengat pasti tuhan yang akan mendengar," ujarnya.

Di hari anak ini, Aris pun tidak lupa mengingatkan kepada semua pihak baik itu orang tua, pemuka agama atau pun pemerintah untuk memberi contoh kepada anak dengan berperilaku yang baik dan santun.

"Anak jangan hanya dituntut bertaqwa, jujur, berperilaku sopan, tapi kalau orang tua, guru, pemuka agama tidak beri contoh yang baik bagi anak, itu sama saja," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved