Penulisan Sejarah Lokal Masih Kesulitan
Penulisan sejarah lokal di Indonesia masih mengalami berbagai kesulitan, padahal pelajaran sejarah sangat berkontribusi terhadap integrasi

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Fatimah
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Indonesia kaya akan sejarah lokal. Namun penulisan sejarah lokal di Indonesia masih mengalami berbagai kesulitan, padahal pelajaran sejarah sangat berkontribusi terhadap integrasi bangsa.
Demikian diungkapkan Guru Besar Ilmu Pendidikan Sejarah UPI, Prof Dr Dadang Supardan MPd pada pidato pengukuhan jabatan Guru Besar UPI di Gedung Balai Pertemuan UPI Jalan Setiabudhi, Selasa (17/7/2012).
Menurutnya, pembelajaran sejarah lokal sebagai indentitas dan sejarah lokal lebih menarik daripada sejarah konvensional karena lebih mudah dihayati ataupun dimiliki dan membawa siswa ke situasi riil yang dialami di lingkungannya. Sejarah lokal dapat membawa langsung siswa mengenal peran dalam masyarakatnya.
"Persoalan yang muncul hingga sekarang, walaupun pemerintah sudah nampak kepeduliannya terhadap apresiasi sejarah lokal dengan mengadakan pelbagai seminar dan diskusi formal tentang sejarah lokal, namun penulisan sejarah lokal di Indonesia masih banyak menemui kesulitan," katanya.
Kepedulian pemerintah baru sebatas langkah inventarisasi dan dokumentasi mengenai sejarah Indonesia pada tingkat lokal. Hal ini belum beranjak pada kajian yang lebih kritis dan sungguh-sungguh pada aspek metodologis serta strukturnya. Dan kesulitan dalam penulisan sejarah lokal, ujarnya, alasannya cukup klasik karena langkanya sumber-sumber dan tenaga ahli yang memadai serta penulisannya masih bersifat 'Jawa Sentris".
Baca Juga:
- Dedi Sugarda Sakit Sidang Jaksa Sistoyo Ditunda
- UPI Bandung Kukuhkan 4 Guru Besar
- Ramadan 60 Mubaliq Unismuh Dikirim ke Daerah
- Rp 2 Miliar Dana Bantuan Pemkot Bandung untuk Mahasiswa