Pelukan Suami Bisa Mengurangi Depresi Ibu Hamil
Ketika istri tengah hamil, seorang suami tidak hanya berperan sebagai Siaga tetapi juga membantu istri mengatasi kondisi psikologis sang istri.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketika istri tengah hamil, seorang suami tidak hanya berperan sebagai Siaga (Siap, Antar dan Jaga) saja tetapi juga membantu istri mengatasi kondisi psikologis sang istri. Penelitian menunjukkan, seorang istri mengalami tiga kondisi psikologis, seperti kecemasan, depresi dan bahagia.
Psikolog Anna Surti mengemukakan, kecemasan muncul karena adanya ketidakpastian, seperti bagaimana kondisi janin. Apalagi orangtua sering memberikan mitos yang belum tentu benar.
"Juga mikir nanti perjuangan melahirkan seperti apakah lahir normal atau cesar. Kecemasan bertambah ada punya pengalaman negatif. Bayar pakai apa," papar Anna saat
saat konpres Kehamilan Menyenangkan dengan Kasih Papa dan Frisian Flag Mama di Jakarta, Selasa (17/7/2012).
Kecemasan pengaruhi oleh rasa kekhawatiran sendiri. Misalnya kekhawatiran setelah mempunyai anak akan membuat payudara jelek. "Biasanya tingkat kecemasan tinggi saat tinggi di awal dan akhir kehamilan," paparnya.
Berbeda dengan kecemasan, depresi dipicu rasa ketakutan yang berlebihan. Dalam kondisi seperti ini sang bunda cenderung murung tidak berharga.
Wanita akan merasa bahagia ketika dirinya hamil karena merasa menjadi wanita utuh, kemudian cenderung memperhatikan diri sendiri serta mendapatkan keistimewaan serta tumbuh cinta.
Lantas bagaimana peran suami? "Untuk meredakan kecemasan cukup mendengarkan dan tidak harus mencari solusi. Biasakan Peluk belai temeni istri serta memberikan penghiburan," paparnya.
Seorang suami harus pula bisa mencarikan informasi. Membantu istri sehingga memberikan kepastian seperti di rumah sakit untuk memelahirkan di rumah sakit. "Istri berperan juga, sehingga suami ikut terlibat. Ungkap secara terbuka dan jelas," paparnya.