Gus Mus Tuding Parpol ‘Rusak’ Tradisi NU
Wakil Rois Aam PBNU KH Mustofa Bisri (Gus Mus) secara tidak langsung menyebut partai politik (parpol) telah ‘merusak tradisi NU.
TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Wakil Rois Aam PBNU KH Mustofa Bisri (Gus Mus) secara tidak langsung menyebut partai politik (parpol) telah ‘merusak’ tradisi NU. Salah satunya, tradisi berupa syahriah atau iuran rutin anggota.
Menurut Gus Mus, tradisi syahriah atau iuran rutin anggota ini sekarang sudah hilang. Ini disebabkan karena adanya sokongan pendanaan dari parpol terhadap pengurus NU.
Karenanya, kiai yang juga budayawan ini berharap NU bisa menghidupkan kembali tradisi syahriah atau iuran rutin anggota sebagai modal organisasi seperti dulu.
Pernyataan Gus Mus itu disampaikan saat memberi sambutan pada pembukaan Konferensi Cabang (Konfercab) NU Jombang, di GOR Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Sabtu (14/7/2012).
“Saya sangat mendambakan NU dapat kembali memiliki syahriah seperti waktu dulu,” ujarnya. Hilangnya tradisi urunan itu, lanjut Gus Mus, akibat adanya sokongan partai kepada pengurus NU.
Gus Mus yang juga pengasuh Ponpes Raudlatuth Thalibin, Rembang, Jawa Tengah ini mengusulkan proyek pengadaan kartu tanda anggota NU (Kartanu) yang digagas PW NU Jawa Timur juga bisa dipakai untuk kepentingan syahriah organisasi.
Gus Mus juga meminta NU mencontoh Muslimat NU dalam urusan syahriah ini. Sebab di organisasi para ibu NU ini, iuran melalui jumputan secara rutin bisa dilakukan.
“Anehnya di NU sendiri, yang merupakan induk organisasi Muslimat tidak ada,” imbuhnya, yang langsung mendapatkan aplaus dari para pengurus Muslimat yang hadir.
Konfercab NU dibuka langsung oleh ketua PW NU Jawa Timur , KH Hasan Mutawakkil Alallah juga dihadiri Wagub Jawa Timur, Saifullah Yusuf serta Bupati Jombang Suyanto dan Wabup Widjono Soeparno.
Dalam Konfercab NU Jombang, pengurus ranting dan pengurus tingkat kecamatan (MWC/majelis wakil cabang) bisa ikut memilih. Tercatat 306 ranting dan 21 pengurus MWC NU ikut menentukan Rois Syuriah dan Ketua Tanfidziah PCNU Jombang untuk periode lima tahun kedepan.
Ini berbeda dengan AD/ART yang menyebut hak suara dalam konfercab adalah pengurus MWC NU. “Kita melibatkan ranting NU dalam proses pemilihan karena sudah menjadi keputusan organisasi dan telah ditetapkan PW NU Jatim melalui Musker beberapa waktu lalu,“ kata Ketua Panitia, Nur Hamid Saidi.
Menurutnya, keterlibaan pengurus ranting sangat penting, karena konfercab disamping untuk memilih Rois dan Tanfidziyah juga guna menentukan program NU selama lima tahun ke depan.