Belajar Bahasa Jepang di Rumah Saja
Belajar bahasa Jepang kalau dihitung per jam masih jauh lebih murah daripada belajar bahasa Inggris.

TRIBUNNEWS.COM - Banyak yang mengatakan belajar bahasa Jepang mahal. Siapa bilang? Belajar bahasa Jepang kalau dihitung per jam masih jauh lebih murah daripada belajar bahasa Inggris.
Padahal dilakukan sekolah bahasa Jepang profesional Pandan College yang memiliki jaringan lebih dari 60 sekolah di Jepang.
Menjadi masalah sebenarnya, bukan mahal atau murah di Indonesia, masyarakat yang tersebar ke pelosok tanah air belum terpayungi oleh lembaga pendidikan yang mengajarkan bahasa Jepang di dekat rumah atau sekolahnya atau tempat kerjanya.
Meskipun demikian hal ini bukan jadi hambatan saat ini. Belajar bahasa Jepang bisa dilakukan di rumah.
Mulai 17 Mei 2012 Pandan College menjadi Perwakilan Resmi majalah Hiragana Times untuk Indonesia. Majalah ini majalah tertua sejak terbit 1986 untuk belajar bahasa Jepang bagi khususnya orang asing di Jepang.
Majalah bulanan ini berisi tulisan berbagai budaya Jepang, belajar bahasa Jepang, dalam dua bahasa, Inggris dan Jepang bahkan karakter kanjinya pakai hiragana sehingga memudahkan semua orang asing belajar bahasa Jepang.
Belajar bahasa Jepang di rumah, tak perlu repot pergi ke sekolah, berlanggananlah Hiragana Times, Sebulan sekali datang ke rumah. Pesanan juga mudah, bisa lewat website bahasa Indonesianya di http://hiragana.in/ atau lewat Gramedia Online, http://www.gramediaonline.com/results.cfm?string=hiragana15
Harganya pun sama dengan harga di Jepang yaitu 450 yen per majalah, atau Rp.57.000 sebuah ditambah ongkos kirim Rp.15.000 per buku. Bahkan langganan satu tahun jauh lebih murah hanya Rp.700.000,- setahun.
"Majalah ini sangat terkenal di Jepang dan rasanya semua orang asing yang pernah tinggal lama di Jepang tidak ada yang tidak tahu majalah Hiragana Times," papar Richard Susilo, Komisaris Pandan College.
Majalah ini sangat enak dibaca ukuran A4 dan full-color dengan kertas sangat baik. Semua diproduksi di Jepang dan saat ini setiap bulan diproduksi puluhan ribu eksemplar tersebar ke puluhan negara di dunia.
"Kita berharap apabila majalah Hiragana Times ini memiliki pelanggan jauh semakin banyak, bukan tidak mungkin kita Indonesiakan dan bahasa Jepang," tambahnya. Saat ini Hiragana Times menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Jepang saja.
Majalah ini juga sangat bagus bagi para karyawan Indonensia yang bekerja di perusahaan Jepang, agar komunikasi dengan pimpinan Jepangnya dapat lebih baik lagi. Setidaknya mengerti budaya Jepang yang juga dipaparkan di majalah tersebut setiap bulannya.
"Belajar bahasa Jepang tidak hanya melulu bahasa saja tetapi harus lebih jauh mengenal dan mendalami pula budayanya, pola pikirnya, karakternya dan etika serta segala tata krama kehidupannya. Dari sanalah maka kita akan dapat lebih mahir lagi berbahasa Jepang di kemudian hari," ungkapnya lagi.
Banyak sekali pola pikir orang Jepang belum tertangkap sepenuhnya oleh kita bukan karena tidak bisa berbahasa Jepang, tetapi minat untuk mempelajari budaya Jepang masih tipis, sehingga jago bicara pun belum tentu orang itu mengerti Jepang secara keseluruhan.
"Penyajian Hiragana Times sangat lengkap, bukan hanya sekedar belajar secara otodidak mengenai bahasa Jepang saja, tetapi kita diperkenalkan pula berbagai acara dan budaya Jepang serta pola pikir orang Jepang di dalam majalah yang tampaknya selalu dinantikan penerbitannya oleh orang asing di mana pun berada saat ini.,"
Richad tampaknya memang bukan hanya mempromosikan majalah tersebut, tetapi mengungkapkan kenyataan yang ada di Jepang saat ini, bahwa majalah budaya dan bahasa yang lengkap saat ini seperti Hiragana Times untuk orang asing, apalagi sudah berjalan puluhan tahun hingga kini, sesungguhnya tidak ada lagi.
Inilah yang mejadi rekomendasi sangat baik bagi kita semua karena sudah hadir di Indonesia dengan harga yang sama dengan di Jepang. Bayangkan kalau kita pergi-pulang ke Jepang atau langsung pesan dari Jepang, berapa biaya keseluruhan langganan Hiragana Times tersebut?
Inilah yang mungkin perlu kita acungi jempol usaha Pandan College yang berencana membuka cabang di delapan kota di Indonesia di masa mendatang.(*)