Tak Lagi Terhormat, Bupati Ditangkap Seperti Teroris
Penangkapan Bupati Buol Amran Batalipu membuat prihatin Bupati Nunukan Basri.

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM NUNUKAN,- Penangkapan Bupati Buol Amran Batalipu membuat prihatin Bupati Nunukan Basri. Penangkapan dimaksud menurutnya, menunjukkan jabatan Bupati bukanlah jabatan kehormatan.
“Ini bukan keluh kelah. Ternyata jabatan bupati bukan lagi jabatan kehormatan. Bupati diikat seperti maling, seperti teroris. Disergap subuh-subuh tidak dikasih kesempatan mengganti baju, berpakaian rapi,” ujar Bupati Nunukan, Senin (9/7/2012) saat menyampaikan sambutan pada acara tablig akbar yang digelar BPD KKSS Kabupaten Nunukan.
Menurut Basri, Bupati merupakan pejabat negara. Didadanya tertempel simbol negara, lambang garuda.
“Semua yang ada garudanya sampai ke Lurah adalah pejabat negara. Bukan melihat Basri-nya karena ada juga Basri yang bunuh Londo, ada Basri yang digantung di Malaysia tetapi Basri sebagai Bupati adalah pejabat negara,” ujarnya.
Basri mengatakan, harusnya hari ini ia berangkat ke Jakarta untuk menghadiri acara yang digelar Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) di Jakarta. Pertemuan itu untuk membahas maraknya penangkapan kepala daerah yang terkait kasus korupsi.
“Hari ini seharusnya saya menghadiri acara APKASI membahas bupati yang diborgol. Kumpul semua KPK, Kejaksaan, politisi hebat, semua kumpul di Jakarta. Mau dibahas bagaimana nasib Bupati yang diborgol? Tapi karena hari ini ada tablig akbar, saya tidak ke sana,” ujarnya.
Basri juga mengingatkan, jabatan Bupati bukanlah jabatan yang enak. “Orang bilang jadi bupati enak. Kalau melihat enak tetapi kalau bisa kupinjamkan, sudah saya pinjamkan jabatan Bupati ini. Luar biasa repotnya. Kalau mati bapak sudah selesai, saya belum selesai diintergorasi (di kubur) karena banyaknya yang harus saya pertanggungjawabkan,” ujarnya.
Berita Terkait :