Dewi Aryani: Negara Gagal, Indonesia di Ujung Tanduk
Dewi Aryani, Anggota komisi VII DPR dari Fraksi PDI Perjuangan mengatakan kegagalan bisa dilihat dari banyak sudut.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Survei The Fund for Peace menempatkan Indonesia di rangking 63, dalam Indeks Negara Gagal, dari 178 negara di dunia. Posisi ini turun dari peringkat sebelumnya, yakni posisi 64. Dalam posisi tersebut, Indonesia masuk kategori negara-negara yang dalam bahaya (in danger) menuju negara gagal.
Menanggapi itu, Dewi Aryani, Anggota komisi VII DPR dari Fraksi PDI Perjuangan mengatakan kegagalan bisa dilihat dari banyak sudut. Paling tidak ketergantungan, keberpihakan, tidak hadirnya pemerintah atas masalah-masalah rakyat dan hukum belum menjadi panglima di negeri ini.
Tegas dikatakan politisi PDI-Perjuangan ini bahwa kedaulatan di berbagai bidang tergerus oleh policy yang tidak berpihak kepada kepentingan bangsa dan negara. Indikasinya antara lain Pemerintah "tidak hadir" alias auto pilot, Hukum belum jadi panglima dan harga keadilan mahal, Pendidikan dan kesehatan tidak terjangkau mayoritas rakyat, intoleransi menguat termasuk politisasi terhadap intoleransi.
"Bahkan kita tidak punya intelligence minded sehingga national interest tergadai, social distrust dan social disobey terjadi dimana mana," ungkapnya kepada Tribun, Jakarta, Kamis (21/6/2012).
Lebih lanjut terkait ketergantungan ini sangat nyata terlihat. Di antaranya berbagai impor bahan primer Food and Energy, minyak dan gas, hingga penggunaan dan pemanfaatan APBN tidak efektif dan efisien.
Dalam bidang ekonomi, keadilan ekonomi di pasar modal, imbuhnya. Tidak kelihatan dan dapat dirasakan saat saham-saham BUMN yang go publik. "Rakyat Indonesia tidak merasakan memiliki manfaatnya."
Pun demikian, peran pemerintah memberikan kebutuhan dasar untuk rakyat juga sangat memprihatinkan.
Ditegaskan, berbagai tekanan psikologis terus berlangsung mulai dari soal kenaikan harga BBM, kenaikan harga listrik, ketakutan PHK buruh di berbagai sektor, dan sebagainya.
"Hendaknya pemimpin menyadari hal ini. Kita sudah berada di ujung tanduk. Jangan sampai NKRI tinggal sejarah saja nantinya",tandas Dewi.
Data yang dirilis The Fund for Peace (FFP), menempatkan Indonesia pada urutan ke-63 bersama Gambia, sebagai negara yang gagal.
Data ini dirilis FFP dalam situs resminya http://www.fundforpeace.org, Senin (18/6/2012) lalu.
Dari 178 negara, Indonesia menduduki urutan ke-63. Indeks Negara Gagal ini adalah edisi delapan tahunan yang menyoroti tekanan politik, ekonomi, dan sosial global yang dialami negara.
Tahun ini, peringkat puncak ditempati Somalia, dengan alasan pelanggaran hukum meluas, pemerintah tidak efektif, terorisme, pemberontakan, kejahatan, dan serangan aksi bajak laut terhadap kapal-kapal asing.
Sementara, Finlandia tetap dalam posisi terbaik. Disusul negara tetangganya, Swedia dan Denmark, di tempat kedua dan ketiga.
Tiga negara ini dinilai baik dari indikator sosial dan ekonomi yang kuat, pelayanan publik yang sangat baik, serta menghormati hak asasi manusia dan supremasi hukum.