Pendapatan PLN Jabar-Banten Capai Rp 2,4 T per Bulan
Konsumsi listrik di wilayah Jawa-Bali naik 6-10 persen per tahun.
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Konsumsi listrik di wilayah Jawa-Bali naik 6-10 persen per tahun. "Untuk pelanggan rumah tangga, rata-rata, kenaikannya sekitar 6 persen. Sedangkan pelanggan industri, kenaikannya dapat mencapai 10 persen setiap tahunnya," kata General Manager PT PLN Distribusi Jawa Barat-Banten (DJBB), Denny Pranoto, di Jalan Lombok Bandung, Rabu (30/5/2012).
Saat ini tingkat pengosumsian listrik di Jawa-Bali totalnya sekitar 21 ribu mega watt (MW). Sedangkan pemakaian listrik khusus di Jabar sekitar 6.000-6.500 MW. "Walau begitu, masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan pasokan. Soalnya, kami memiliki cadangan energi listrik untuk Jawa-Bali sebesar 24 ribu MW," ujarnya.
Pada periode Januari-April 2012, kata Denny, konsumsi listrik di wilayah Jabar-Banten mencapai 14 juta Mega Watt hours (MWh). Angka itu, lebih tinggi 11,21 persen daripada periode yang sama tahun lalu, yang besarnya 13,3 juta Mwh. Kenaikan itu terdiri atas konsumsi rumah tangga yang meningkat 9,63 persen dari 4,3 juta MWh menjadi 4,7 juta MWh, kemudian pelanggan industri tumbuh 7,2 persen, yang awalnya 7,4 juta MWh menjadi 7,9 MWh.
Terjadinya pertumbuhan konsumsi listrik itu, sambung Denny, berdampak pada pendapatan PT PLN DJBB. Saat ini rata-rata, pendapatan PT PLN DJBB mencapai Rp 2,4 triliun per bulan. Angka itu melebihi pencapaian tahun lalu, yang rata-rata sejumlah Rp 2,1 triliun per bulan.
Denny juga mengatakan, untuk memberikan pelayanan sambungan listrik bagi 550 ribu pelanggan baru pada tahun ini, pihaknya menyiapkan 2.800 kilometer sirkuit (KMS) jaringan bertegangan menengah. "Kami pun menyiapkan 2.400 unit gardu distribusi, ditambah penambahan jaringan tegangan rendang sepanjang 3.500 KMS," katanya.
Sementara berkaitan dengan segera bergulirnya ajang Piala Eropa (Euro) 2012 pekan depan, PT PLN DJBB memberikan garansi, pasokan listrik tetap lancar. Menurutnya, pengonsumsian listrik saat EURO 2012 relatif kecil karena pemakaiannya bukan saat beban puncak.
"Kalau waktu Indonesia, tentunya, pelaksanaannya pada saat lewat tengah malam. Itu berarti bukan saat beban puncak. Jadi, saya kira, konsumsi listriknya pun tidak besar. Jadi, tidak perlu khawatir. Pasokan listrik selama Euro 2012, Insya Allah aman," ujarnya. (Tribun Jabar/Erwin)
Baca juga: