Sabtu, 4 Oktober 2025

Adnan Buyung Panggil SBY 'Dik Bambang'

Adnan Buyung Nasution blak-blakan soal pengalamannya kala menjabat Dewan Pertimbangan Presiden periode 2007-2009

Penulis: Y Gustaman
zoom-inlihat foto Adnan Buyung Panggil SBY 'Dik Bambang'
Imanuel Nicolas Manafe/Tribunnews.com
Buku Adnan Buyung Nasution

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adnan Buyung Nasution blak-blakan soal pengalamannya kala menjabat Dewan Pertimbangan Presiden periode 2007-2009. Dalam bukunya terbitan Penerbit Buku Kompas, 'Nasihat untuk SBY,' ABN mematahkan anggapan, tak semua orang langsung oke ketika dipinang untuk jabatan.

Kala itu, Buyung mendapat telepon dari Menteri Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, yang dianggapnya sebagai adik. Singkat cerita, Sudi mengatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan membentuk Wantimpres dengan sembilan orang anggota, dan ia salah satunya.

"Bapak Presiden meminta Bang Buyung menjadi salah satu anggotanya," ujar Sudi seperti tertuang dalam halaman 2. ABN lantas terkejut dengan ucapan Sudi karena tak pernah terpikir untuk jabatan itu. Pengacara gaek berlatar aktifis itu lantas termenung mencari jawaban.

Tak langsung memberikan jawaban, ABN menanyakan Sudi siapa saja anggota lainnya. Nama mereka dijawab Sudi, dan ABN merasa klop, meski beberapa ada yang kurang dikenalnya. Yang membuat ia terkejut, tak lama Sudi memberitahu kalau sembilan nama akan diumumkan 22 Maret 2007.

Spontan ABN kaget dan bereaksi, menanyakan kenapa begitu cepat. Dengan tegas ABN langsung meminta ingin dipertemukan dengan SBY untuk menanyakan visi-misinya soal pembentukan Wantimpres. Dari situ, kata ABN, keputusan dapat diambil setuju apa tidak.

ABN tetap tak setuju ketika Sudi mengusulkan agar dirinya setuju saja karena namanya sudah ada dalam SK. Dan Sudi tetap meminta ijin kepada ABN tapi ditolaknya. "Harus ketemu dulu dengan presiden," tegas ABN mengulangi perkataan sebelumnya yang bernada sama (hal 3).

Buntu dengan jawaban ABN, Sudi menutup telepon dan langsung melapor kepada SBY. Selang sepuluh menit, Sudi menelpon dan memberitahu SBY bersedia menerimanya hari Senin. Tapi SBY meminta kesediaan ABN yang pada prinsipnya bersedia menerima jabatan anggota Wantimpres.

Lagi, ABN diserang kaget dengan penjelasan Sudi yang intinya sama dengan kalimat berbeda. Pendek kata ABN menolak sambil berpesan kepada Sudi untuk menyampaikan kepada SBY, "Bilang saja kepada Presiden, Abang tidak bersedia kalau caranya begitu. Lebih baik tidak usah dimasukkan saja nama Abang."

Dering telepon ABN kembali berdering untuk ketiga kalinya. Suara Sudi sudah diujung telepon sambil memberitahu bahwa SBY akan berbicara sendiri kepada ABN. "Ini Bang Buyung, ya" ujar SBY menyapa ABN dari balik telepon dengan santun. "Ya Pak Presiden, saya sendiri," jawab ABN dengan santun.

Pesan SBY dalam sambungan telepon pada intinya memohon ABN menjadi anggota Wantimpres sesuai amanat UUD 1945 hasil amandemen. Kali ini SBY menjelaskan bahwa pengumuman anggota Wantimpres seperti yang disampaikan Sudi.

Mendengar penjelasan SBY, ABN menjawab, "Dik Bambang (panggilan untuk SBY), saya tidak apriori menolak, tapi saya berpendapat lebih baik mendengar dulu apa visi dan misi Presiden. Kita berbicara empat mata dulu, cocok atau tidak cocok. Jangan sampai saya menerima suatu jabatan tapi tidak cocok, lalu kita berantem."

SBY lantas menimpali jawaban ABN, "Jadi abang tidak setuju kalau diumumkan lebih dulu?" "Tidak. Saya sudah bilang pada Sudi saya tidak bersedia kalau diumumkan lebih dulu. Saya keberatan nama saya dimasukkan di situ," tegas ABN (hal 5).

Ketegasan ABN, membuat SBY menyerah. Pengumuman ia tunda dan mempersilakan ABN menemuinya di Istana Negara pada Senin tanggal 26 Maret pukul 20.00 WIB. Keputusan SBY demikian didiskusikan sebelumnya kepada Sudi.

Sikap ABN yang tegas disaluti Hariman Siregar, Ake Arief, Marimutu Sinivasan yang menemaninya menjalani medical check up di Mount Elizabeth Hosptila, Singapura. Pembicaraan itu sendiri terjadi ketika ABN berada di Lounge Meritus Hotel Mandarin.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved