ISNU: Pemerintah Belum Penuhi Cita-cita Reformasi
Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU) Masa Khidmat 2012-2017 siap mengawal tegaknya Empat Pilar berbangsa dan bernegara
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU) Masa Khidmat 2012-2017 siap mengawal tegaknya Empat Pilar berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Selama 14 tahun reformasi (1998-2012) pemerintah diingatkan, belum memenuhi cita-cita reformasi.
Pencapaian tujuan nasional yang berjalan terseok-seok, serta terpuruknya kepentingan nasional di bawah kepentingan asing dan kelompok bersumber dari krisis jatidiri bangsa (national identity) akibat penggerogotan empat pilar kebangsaan tersebut.
Demikian disampaikan oleh Ketua Umum PP ISNU, Ali Masykur Musa, dalam acara silaturahim dan audiensi PP ISNU bersama pimpinan MPR-RI di Gedung MPR/DPR RI Jakarta, Selasa (22/5/2012).
Ali Masykur didampingi Wakil Ketua Umum PP ISNU Wahid Nurudin, Sekretaris Jenderal PP ISNU M Kholid Syeirazi, jajaran Ketua dan Bendahara. Rombongan diterima langsung oleh Ketua MPR-RI Taufik Kiemas.
Ali Masykur mengungkapkan, empat cita-cita nasional yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yang belum sepenuhnya tercapai. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Empat cita-cita nasional tersebut katanya, merangkum empat inti kebutuhan dasar warga negara yang hingga saat ini belum sepenuhnya dipenuhi pemerintah yakni keamanan, kesejahteraan, kecerdasan, dan kewibawaan/harga diri di mata bangsa-bangsa lain.
"ISNU mengapresiasi inisiatif MPR RI di bawah kepemimpinan Taufik Kiemas yang giat menyosialisasikan dan mengawal agenda penguatan Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara. Dan ISNU siap mengambil bagian dalam proses revitalisasi empat pilar kebangsaan tersebut,” ujarnya.