Tren Batu Akik di Lampung Mulai Turun
Saat ini tren batu akik di Bandar Lampung sedang mengalami penurunan.
"Saat ini batu akik khususnya di Lampung, yang harganya masih stabil bahkan cenderung terus naik contohnya adalah batu Bacan, Batu Bungur Tanjung Bintang, Dan Batu Biru Langit. Ini disebabkan oelh ketersediaan barangnya juga yang semakin langka,” ujar Jares.
Ia menambahkan, harga sebuah batu akik itu ditentukan oleh 4C (Carat/berat, Collor/warna, Clarity/kebersihan, Cutting/kesempurnaan bentuk).
“Jadi kalau sebuah batu memenuhi keempat syarat tersebut pastilah harganya akan mahal, dan sebaliknya, jika tidak memenuhi maka harganya rendah. Contohnya, sebuah batu permata berjenis Safir yang memenuhi unsur 4C tersebut, yang ukurannya sangat kecil saja, harganya dapat tembus ratusan juta,” ujar Jares.
Pengamat Ekonomi Universitas Lampung (UNILA) Marselina Djayasinga menuturkan, penurunan tren pada batu akik yang ada saat ini, diakibatkan oleh batu akik sendiri yang sifatnya sebagai kebutuhan tersier.
“Manusia itu memiliki tiga kebutuhan, yang pertama kebutuhan primer yang merupakan kebutuhan paling utama seperti pangan, sandang, gizi, pendidikan. Lalu yang ada kebutuhan sekunder yang sifatnya melengkapi kebutuhan primer tersebut, contohnya seperti kendaraan mobil/motor, televisi, kulkas dan sebagainya,” tutur Marselina.
Untuk batu akik sendiri, lanjut Marselina, masuk ke dalam kebutuhan tersier atau kebutuhan mewah.
“Jadi kebutuhan tersier ini akan dipenuhi oleh kebanyakan orang jika primer dan sekundernya sudah terpenuhi. Tersier sendiri contohnya seperti perhiasan mewah, mobil mewah, atau apapun yang sifatnya sebagai kesenangan atau hobi dari indivindu tersebut tidak terkecuali batu akik sendiri. Jadi wajar saja jika tren batu akik akan mengalami penurunan, karena sifatnya hanya sementara atau kesenangan saja,” ujarnya.
Marselina menambahkan, jika suatu barang yang bersifat tersier tersebut sudah terlalu banyak dimiliki oleh seseorang, maka orang tersebut pasti akan mengalami tingkat kejenuhan.
“Tren suatu benda itu kan dikarenakan oleh adanya promosi, yang dapat menarik seseorang untuk mengikutinya. Dan sebuah tren itu pasti akan mengalami stagnan atau titik jenuh," katanya.
"Sebuah tren pasti akan terus tumbuh berganti jenis hal atau barang tertentu, terus begitu saja. Batu akik sendiri ada masa trennya dan ada masa turunnya pula, kecuali batu akik yang bisa dijadikan investasi, contohnya batu kelas permata yang memang ada harganya seperti Safir atau Zamrud, batu tersebut memang dihargai per crat dan memang ketersediaannya juga sudah jarang dipasaran. Nah batu seperti itu yang harganya kedepan justru akan semakin naik” tuturnya. (*)