Tribunners / Citizen Journalism
Dilema Antara Cinta dan Panggilan
Konflik batin antara cinta dan Panggilan tidak sepele. Dilema inilah yang membuat seseorang kehilangan arah dan tujuannya.
Editor:
Sri Juliati
Oleh: Rikiardian Monggor
Frater Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Tersuci Maria
TRIBUNNEWS.COM - Setiap orang pasti berada di situasi yang sangat rumit dan besar dalam hidup mereka.
Salah satu persimpangan yang paling rumit adalah ketika Anda harus memilih antara cinta dan panggilan dari kehidupan yang sama pentingnya, tetapi dalam banyak kasus Anda tidak dapat berjalan seiring.
Di satu sisi, ada pribadi yang memiliki seseorang yang dicintai. Di sisi lain, ada mimpi dan jiwa besar yang terasa seperti tujuan utama keberadaan kita di dunia ini.
Bayangkan merasa jatuh cinta dengan seseorang yang tinggal jauh, sedangkan Anda memiliki impian besar untuk membangun kehidupan di mana Anda menetap.
Atau Anda memiliki pasangan yang ingin menjalani kehidupan yang tenang, tetapi pikiran Anda tergerak untuk menjadi sukarelawan di zona konflik.
Konflik batin ini tidak sepele. Dilema inilah yang membuat seseorang kehilangan arah dan tujuannya.
Cinta sering digunakan sebagai kenyamanan dan kehangatan manusia.
Dia masuk akal dalam kehidupan sehari-hari dan menawarkan alasan untuk pulang dan membuat hidup lebih mudah terlepas dari kesulitan.
Orang mengatakan, hidup tanpa cinta seperti sayur tanpa garam. Cinta pada hakikatnya sesuatu yang normal.
Ini adalah bagian dari identitas kita. Ketika kita menghamburkan tanpa meresponnya, maka kita merasa hampa, akan tetapi hidup kita dikelilingi oleh cinta yang dahsyat.
Masalahnya adalah cinta sejati tidak berarti bahwa mereka pergi dengan cara yang sama sepanjang waktu.
Cinta akan membuat seseorang merasa dilema dengan pilihan yang ditawarkan, sehingga tidak semua hubungan dapat menahan segala cobaan itu.
Jika cinta menuntut agar kita meninggalkan panggilan jiwa, maka cinta tidak mampu memberikan imbangan terhadap situasi panggilan.
Memungkinkan untuk setiap orang merasakan panggilan itu tanpa harus menghindari rasa cinta.
Mana yang akan kamu pilih? Jawabannya tentu sangat pribadi. Tentu saja keputusan yang sehat adalah pilihan yang tidak akan pernah kehilangan kita.
Sebab cinta sejati tidak harus mengorbankan identitas, bahkan panggilan sejati tidak harus menghilangkan rasa.
Yang perlu kita kenali adalah bahwa hidup bukan tentang memilih opsi "benar", tetapi tentang pilihan apa yang paling kita yakini.
Keputusan yang diambil pun bukan kesalahan yang harus dihindari, tetapi sebuah kesempatan untuk menguji kesetiaan.
Dan siapa tahu, mungkin dalam perjalanan ke perjalanan, cinta dan Panggilan dapat menemukan poin pertemuan.
Lagipula, dilema cinta dan panggilan bukan tentang memilih satu dan meninggalkan yang lain, tetapi tentang keberanian untuk jujur pada diri sendiri.
Hal yang paling menyakitkan adalah tidak kehilangan orang lain, tetapi kehilangan kita.
Jika Anda sendirian, apakah Anda memilih cinta atau Panggilan? (*)
Sumber: TribunSolo.com
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Sherina Munaf Ungkap Kronologi Penyelamatan Kucing Uya Kuya Imbas Penjarahan, Sentil Nama Cinta Kuya |
![]() |
---|
Simposium Internasional ke-17 PPI Dunia: Aspirasi Diaspora Pelajar Indonesia Menggema di Turki |
![]() |
---|
Kunci Gitar Birunya Cinta Chord Dasar Mudah: Birunya Cinta Kita Berdua Semoga Abadi Seperti Birunya |
![]() |
---|
Kunci Gitar Damainya Cinta - Gigi, Chord F: Sinar Matamu Pancarkan Kedamaian |
![]() |
---|
Ramalan Zodiak Sabtu, 13 September 2025: Taurus Minta Nasihat, Scorpio Mulai Merasa Nyaman |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.