Tribunners / Citizen Journalism
Hari Pendengaran Sedunia 2024, 5 Persen Populasi Dunia Perlu Rehabilitasi dari Gangguan Pendengaran
Secara global, lebih dari 80 persen kebutuhan layanan medis atas telinga dan pendengaran masih belum terpenuhi.
Seseorang yang tidak mampu mendengar sebaik orang normal, ambang pendengaran 20 dB atau lebih baik pada kedua
telinga, dikatakan mengalami gangguan pendengaran.
Gangguan pendengaran dapat bersifat ringan, sedang, berat, atau sangat berat (tuli). Tuli adalah gangguan pendengaran yang lebih besar dari 35 desibel (dB).
Hampir 80% orang tuli tinggal di negara berpendapatan rendah dan menengah. Hal ini dapat mempengaruhi satu telinga atau kedua telinga dan menyebabkan kesulitan dalam mendengar percakapan atau suara keras.
Penyebab gangguan pendengaran dapat ditemui sepanjang masa kehidupan.
Penyebab pada periode sebelum melahirkan meliputi faktor genetik termasuk gangguan pendengaran herediter dan infeksi intrauterin, seperti rubella dan infeksi sitomegalovirus.
Pada periode perinatal meliputi asfiksia neonatal (kekurangan oksigen pada saat lahir) dan hiperbilirubinemia (penyakit kuning parah), berat badan lahir rendah, dan morbiditas perinatal lainnya.
Di masa anak dan remaja gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh infeksi telinga kronis (otitis media supuratif kronis), pengumpulan cairan di telinga (otitis media nonsupuratif kronis), meningitis dan infeksi lainnya.
Pada dewasa dan lanjut usia dapat disebabkan oleh penyakit kronis, merokok, otosklerosis, degenerasi sensorineural terkait usia, dan gangguan pendengaran sensorineural mendadak.
Sedangkan faktor yang terjadi sepanjang rentang hidup manusia meliputi impaksi serumen (kotoran telinga), trauma pada telinga atau kepala suara keras/suara keras, obat-obatan ototoksik, bahan kimia ototoksik yang berhubungan dengan pekerjaan, kekurangan gizi, infeksi virus dan kondisi telinga lainnya, gangguan pendengaran genetik yang tertunda atau progresif.
Banyak penyebab gangguan pendengaran dapat dihindari melalui strategi kesehatan masyarakat dan intervensi klinis yang diterapkan sepanjang hidup.
Pencegahan gangguan pendengaran sangat penting, mulai dari periode prenatal dan perinatal hingga usia lanjut.
Pada anak hampir 60% gangguan pendengaran disebabkan oleh penyebab yang dapat dicegah melalui penerapan langkah sederhana bidang kesehatan masyarakat.
Demikian pula, sebagian besar penyebab umum gangguan pendengaran pada orang dewasa, seperti paparan suara keras dan obat-obatan ototoksik, sebenarnya dapat dicegah.
Strategi efektif untuk mengurangi gangguan pendengaran pada berbagai tahap kehidupan meliput beberapa hal.
Yang utama dalah imunisasi lengkap pada bayi, praktik pengasuhan ibu untuk anak yang baik, konseling genetik, dan pengelolaan penyakit telinga yang umum.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Kenali Tanda dan Penyebab Gangguan Pendengaran, Bisa Dideteksi Sejak Dini |
![]() |
---|
Kenali Tanda-Tanda Gangguan Pendengaran Pada Bayi yang Perlu Diwaspadai |
![]() |
---|
Benarkah Terapi Pijat Bisa Sembuhkan Gangguan Pendengaran? Begini Kata Dokter THT |
![]() |
---|
Didukung Kedutaan Australia, Indonesia Punya Pusat Pengobatan dan Penelitian Gangguan Pendengaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.