Minggu, 5 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Timbun di Sini, Jual di Sana, Pamer di Sana Sini

Baik ibu pemilik warung kecil di belakang rumah saya maupun pedagang besar yang dianggap menimbun minyak goreng sama-sama memakai perhitungan

Editor: Daryono
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Para pedagang antre membeli minyak goreng curah pada Operasi Pasar Minyak Goreng Curah yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan RI (Kemendag) dan Dinas Perdagangan dan Industri (Disdagin) Kota Bandung di Pasar Ciwastra, Jalan Rancasawo, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (21/3/2022). Kegiatan operasi pasar ini menyalurkan 10 ton minyak goreng curah yang diprioritaskan untuk para pedagang yang sudah mendapat kupon dari Perumda Pasar Juara Kota Bandung Unit Pasar Ciwastra, dengan jatah per kupon 30 kilogram. Harga minyak goreng curah ini dijual Rp 14.500 per kilogram dan pedagang tidak boleh menjual ke konsumen lebih dari Rp 15.500 per kilogram. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

Mandalika Bukan Untuk Pamer

Pamer—apa pun—bukan hanya membikin silau orang, tetapi juga bisa membuat rakyat tergiur untuk melakukan investasi yang syur. Begitu tercebur, afiliator kabur. Ternyata mereka bukan sakadar flexing, tetapi merupakan cara marketing.

Di satu sisi mereka bisa membuat pasangan bling bling, namun di sisi lain membuat pengikut—baca pengekor—pusing tujuh keliling karena harta yang tidak seberapa terpelanting. Itulah sebabnya Bruce Lee berkata, “Pamer adalah ide bodoh tentang kemuliaan.” Saya lebih senang mengganti kata ‘kemuliaan’ dengan ‘pencitraan’.

Sebagus-bagusnya konsep, konsep dan konsep, apalagi kalau dilakukan hanya untuk pencitraan, tidak ada artinya tanpa kerja, kerja dan kerja yang terukur.

Pembangunan sirkuit Mandalika beserta hingar bingar kesuksesan balap MotoGP baru usai. Euforia kemegahan dan kemeriahannya masih terasa. Para penonton yang beruntung bisa menyaksikan secara langsung banyak yang pamer di media sosialnya. Bangga boleh, santai jangan.

Pekerjaan yang jauh lebih besar menanti. Bagaimana dengan kelanjutan pembangunan IKN? Pembuktiannya adalah soal waktu. Hasilnya membuat Indonesia semakin makmur dan termasyhur atau justru terendam lumpur dan hancur terkubur.(*)

Sumber: TribunSolo.com

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved