Tribunners / Citizen Journalism
Gusdurian, Ayo Move On ! dari Fanatisme Genetik ke Fanatisme Ideologis
Kecintaan sebagai pribadi tidak bisa kita perdebatan lagi, karena komunitas Nahdliyyin sejati mempercayai beliau sebagai seorang kiyai.
Editor:
Husein Sanusi
Tentu sebagai warga Nahdliyyin sejati, kita semua tidak bisa melupakan ejekan-ejekan dari non-Nahdliyyin pada paroh pertama abad 20. Saat itu NU diejek sebagai "Gajah Kena beri-beri". "Gajah kena beri-beri" diartikan kala itu sebagai komunitas besar namun berpenyakitan. Komplotan besar yang tidak berkualitas. Jamaahnya besar namun tidak berkuasa. Karenanya, Gusdurian dan PKB di masa depan mendapatkan amanah dari NU untuk menjadikan ormas tercinta kita semua ini menjadi lebih besar, dengan kekuasaan politik yang tidak tertandingi. Hal itu tidak akan pernah tercapai apabila Gusdurian belum all-out untuk PKB.
Hari ini, kita menyaksikan bahwa Gusdurian belum all-out untuk PKB, sehingga berharap NU mencapai puncak kekuasaan masih jauh panggang dari api. Lihatlah, PKB belum ada apa-apanya bila dibandingkan dengan partai papan atas lain, PKB bertengger diurutan yang kesekian. Tampaknya, bukan saja Gusdurian yang belum all-out untuk PKB, tetapi NU juga belum. Kita tidak perlu heran bila menyaksikan dengan mata telanjang NU "merengek" mengemis kekuasaan paska Pilpres 2019 lalu.
Kembalinya Gusdurian ke dalam pelukan mesra bersama PKB ala Cak Imin adalah prasyarat mutlak bagi soliditas warga Nahdliyyin. Pilpres 2024 sudah sangat dekat. Kita sebagai warga Nahdliyyin ingin segera keluar dari label menjijikkan yang disematkan kepada NU sebagai "gajah beri-beri". Jamiyah yang besar tetapi lemah tak berdaya, karena tidak punya kekuasaan. Dan ketika kekuasaan itu berhasil diraih, seperti saat Gus Dur menjadi presiden, periodenya begitu singkat. Karena warga Nahdliyyin belum begitu terlatih bermain politik kekuasaan. Tetapi, dengan bergabungnya Gusdurian ke PKB, maka cendikiawan Gusdurian kelak tidak akan mudah ditipu lagi oleh pihak manapun. Wallahu a'lam bis shawab.
*Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.