Sabtu, 4 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Melanjutkan Amal Sholeh dan Sedekah Setelah Ramadan

Beragam macam tipe manusia menyikapi makna fitri dalam melanjutkan kehidupan sehari-hari setelah Ramadhan meninggalkannya.

Editor: Dewi Agustina
Freepik
Ilustrasi Ramadan: bacaan doa untuk niat berpuasa di bulan suci Ramadhan, serta kapan waktu yang tepat untuk mengucapkan niat puasa Ramadhan. 

Allahu Akbar......,
Allahu Akbar......,
Allahu Akbar .....

Sikap kedua adalah tipe orang dalam menyikapi fitri adalah ia menjalani puasa pada bulan Ramadhan namun panca indera lainnya tidak turut serta berpuasa, penglihatannya, pendengarannya dan lisannya tidak turut ikut berpuasa.

Hanya lapar dan haus yang diterimanya, sebagaimana Sayyidina Abu Hurairah ra, baginda Rasulullah SAW bersabda, artinya:

"Banyak orang yang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apapun dari puasanya kecuali lapar. Banyak orang yang bangun malam, tetapi tidak mendapatkan apapun dari bangun malamnya kecuali keletihan berjaga malam." (HR Ibnu Majah, Nasa'i, Ibnu Khuzaimah dan kitab At-Targhib).

Bagi dirinya setelah Ramadhan ia jalani kehidupan seperti biasanya, tidak ada yang istimewa dihadapan Allah SWT.
Kebaikan-kabaikan ibadah selama Ramadhan tidak ia teruskan atau tidak dikerjakan pada 11 bulan lainnya.

Puasa sebagai bulan training bagi dirinya hanya sedikit berbekas untuk berubah hijrah dalam meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan yang lebih baik lagi dihadapan Allah SWT.

Allahu Akbar.......,
Allahu Akbar.......,
Allahu Akbar.......

Sikap ketiga adalah tipe orang yang menyadari bahwa puasa di bulan Ramadhan merupakan perintah Allah, bagi orang yang beriman puasanya ia jalani dengan sungguh-sungguh.

Ibadah puasanya juga mempuasakan penglihatan, pendengaran dan ucapan lisannya, tidak berghibah dan bernamimah inderanya ia hanya gunakan untuk hal-hal yang diridhoi oleh Allah SWT.

Kesadaran menjalani puasa bagi dirinya merupakan cara mentraining atau melatih dirinya untuk mampu senantiasa menahan hawa nafsu, menjalani ibadah wajib dan sunnahnya dan gemar membantu orang lain.

Keteguhan iman bagaikan akar pohon yang menancap menghujam ke dalam tanah sehingga pohon keimanan tersebut tetap berdiri kokoh walaupun angin topan dan gempa godaan menguncang dan menerpanya.

Seperti ia tetap berpuasa baik ada orang maupun tidak ada orang yang melihat, semua larangan yang dapat membatalkan puasanya senantiasa ia hindari. Fitri paska Ramadhan bagi dirinya telah membekas.

Baca juga: Indahnya Berbagi dengan Berzakat dan Bersedekah

Kebiasaan menjalani salat malam, tadarus dan puasanya sebagai realisasi memelihara hubungan baik dengan Allah (hablumminallah) dan bersedekah membantu orang lain sebagai realisasi memelihara hubungan baik sesama umat manusia dan alam (hablumminannas) tetap ia lanjutkan dan kerjakan pada 11 bulan lainnya.

Tipe inilah yang diharapkan dari hasil menjalani ibadah puasa sebulan penuh, sebagaimana tujuan diciptakannya manusia ialah hanya untuk beribadah kepada-Nya. Hal Ini sesuai dengan QS ad-Dzariat: 56.

Dimanakah posisi kita berada? dari ketiga tipe manusia di atas dalam menyikapi makna fitri pasca Ramadhan.

Semoga dengan suka cita dan kegembiraan dalam memperoleh kemenangan, kita berada di tipe manusia yang senantiasa memelihara dan melanjutkan serta menjalani ibadah pada hari-hari disebelas bulan lainnya, seperti kita telah menjalani puasa dan ibadah lainnya selama bulan Ramadhan. Aamiin YRA.

Allahu Akbar ......,
Allahu Akbar ......,
Allahu Akbar .......

Penulis: Denny Nuryadin (Relawan BAZNAS)

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved