Selasa, 7 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Doni Monardo Test Food Olahan Serba Sagu

Doni tidak hanya ingin sekadar mencicip dengan piring kecil, tetapi langsung mengambil porsi normal dengan piring besar.

Editor: Dewi Agustina
Istimewa
Kepala BNPB/Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo berkesempatan menjadi “food tester” olahan serba sagu. 

Doni bahkan ingin agar pangan lokal harus menjadi sebuah gerakan, yang diikuti sosialisasi dan mendidik masyarakat melestarikan pangan lokal dengan kearifan lokal.

Upaya itu akan mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, di sisi lain akan mengurangi keterantungan impor beras. Siapa yang tidak setuju dengan pengurangan impor beras yang nyata-nyata melahirkan mafia/kartel/tengkulak pangan?

Penanaman sagu, secara langsung juga melestarikan alam dan menjaga kelangsungan bumi dengan diversifikasi alami.

Manfaat lain, karakter pohon sagu, menjamin ketersediaan air tanah untuk jangka panjang, hingga akhirnya tercipta siklus alam yang sehat bagi generasi akan datang.

Stok Terjamin

Menurut Halim, semua produksi sagu olahan dipusatkan di pabriknya yang ada di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Sedangkan bahan pokoknya didatangkan dari Papua. Halim bahkan sudah berkoordinasi dengan Bulog dan Perhutani. Bulog untuk urusan stok, sedangkan Perhutani terkait pemanfaatan lahan bagi pengembangan tanaman sagu.

Pemprov Papua di Distrik Tambat, Kabupaten Merauke bahkan sudah lebih setahun terakhir mengarahkan kebijakan pangannya ke sagu. Saat ini, Distrik Tambat sudah bisa menghasilkan sagu olahan hingga 3 ton per minggu.

Program klaster kampung sagu di Tambat dirintis Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Papua serta Dinas Ketahanan Pangan Papua sejak awal 2019.

Dalam program ini petani diberi bantuan pembuatan rumah produksi beserta mesin pengolah sagu yang diciptakan I Made Budi. Dosen Universitas Cendrawasih itu sekaligus menjadi mentor cara menggunakan mesin pengolah sagu.

Papua adalah “surga sagu”. Luas areal sagu di sana mencapai 6,2 juta hektare, dan itu merupakan yang terbesar di dunia.

Sayang, berdasar data Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Papua, luas lahan sagu yang digunakan secara aktif di 20 kabupaten hingga akhir tahun 2017 hanya 35.351 hektare.

Pemanfaatan itu jauh dibandingkan daerah Meranti di Riau yang luasan lahan hutan sagu kurang dari 100.000 hektare, tetapi sudah dapat mengekspor tepung pati sagu ke kawasan Asia Timur, seperti Jepang dan China.

Bagi Doni Monardo, riwayat penugasan menjadi Pangdam Pattimura bisa dibilang anugerah. Setidaknya, ia menjadi penyuka sagu.

Bukan karena semata-mata “demi program emas hijau”, melainkan dengan kesadaran penuh bahwa makan sagu jauh lebih sehat dibandingkan makan beras.

Halaman
1234

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved