Senin, 29 September 2025

Tribunners / Citizen Journalism

PSI, Kalian Tak Sendiri!

Namun, setelah memicu polemik gara-gara "nyanyian" PSI, rencana kenaikan gaji dan tunjangan itu dibatalkan.

Editor: Hasanudin Aco
Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie dalam pidatonya dihadapan dua ribu lima ratus pengurus, kader dan simpatisan PSI pada acara Festival 11 di Jakarta Internasional Expo Kemayoran, Jakarta, Kamis (11/4/2019) malam 

Ketua DPRD mendapat Rp 168 juta, empat Wakil Ketua DPRD mendapat masing-masing Rp 128 juta, dan 101 anggota DPRD mendapat masing-masing Rp 129 juta.

Pendapatan tersebut belum dipotong Pajak Penghasilan (PPh) masing-masing sebesar Rp 18 juta.

Jika dirinci pada anggaran gaji, tahun 2021 nanti anggota Dewan rencananya akan beroleh gaji pokok sebesar Rp 173 juta, tepatnya Rp 173.249.250 per bulan. Itu belum dipotong PPh sebesar Rp 18 juta.

Artinya, gaji pokok anggota Dewan akan naik sebesar Rp 44 juta per bulan pada 2021.

Sementara itu, jika dibandingkan dengan tahun 2020, gaji dan anggaran kegiatan anggota DPRD DKI Jakarta akan naik sebesar Rp 569,6 juta (Kompas.com, 2 Desember 2020).

Namun, setelah memicu polemik gara-gara "nyanyian" PSI, rencana kenaikan gaji dan tunjangan itu dibatalkan.

Kini, PSI dikucilkan. Tapi, simaklah apa kata PSI. "Apa pun yang terjadi, kami akan terus menyuarakan kepentingan rakyat. Kami terus berkomitmen menjaga uang rakyat.

Tentunya pilihan yang diambil kami kemarin akan membawa konsekuensi secara politik," kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI DKI Jakarta Michael Victor Sianipar, Senin (14/12).

Seorang pendekar sejati memang tak pernah takut untuk berjalan sendiri. Itulah PSI kini. Entah esok atau lusa. Sebab di dalam politik itu tak ada kawan atau lawan abadi. Yang abadi adalah kepentingan.

Terlepas dari sikap PSI, bila usulan kenaikan gaji dan tunjangan yang sangat fantastis kemarin itu jadi disahkan, lalu logika semacam apakah yang dapat menjelaskan?

Tunjangan perumahan akan naik menjadi Rp 110.000.000 per bulan. Akal sehat semacam apakah yang dapat menjelaskan hal ini?

Apa para wakil rakyat itu memang belum punya rumah? Lalu selama ini mereka tinggal di mana: hotel, apartemen, rumah kontrakan atau lainnya?

Tidakkah mereka tahu bahwa di Ibu Kota masih banyak orang tinggal di atas sungai, kolong jembatan, kolong jalan tol, atau bahkan menjadi "manusia gerobak"?

Tunjangan komunikasi akan naik menjadi Rp 21.500.000 per bulan. Apakah para wakil rakyat itu kerjanya hanya bertelepon seharian sehingga dalam sebulan akan menghabiskan pulsa senilai Rp 21,5 juta?

Tunjangan transportasi akan naik menjadi Rp 35.000.000 per bulan.

Halaman
123

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan