Tribunners / Citizen Journalism
Dunia Erick Thohir: Sanjungan dan Serangan
Sebagian BUMN memiliki orientasi pelayanan publik yang lebih tinggi nilainya dari sekadar keuntungan.
Bersih-bersih BUMN dan Mengerem Pesta-Pora Jabatan
Sejak awal menjabat Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah punya agenda khusus bernama ‘bersih-bersih’ BUMN.
Kedua menteri yang memiliki kuasa pemegang saham BUMN itu bersepakat mengevaluasi BUMN yang merugi.
Selain memperbaiki database kedua kementerian dalam mengevaluasi BUMN dari aspek keuangan dan tata kelola serta bekerja sama membuat kredibel BUMN yang memiliki misi-misi pembangunan.
Jabatan pertama yang dipangkas Erick Thohir adalah posisi tujuh orang deputi menteri BUMN menjadi tiga jabatan deputi.
Erick mengungkapkan bahwa dua wakil Menteri BUMN sudah cukup untuk melaksanakan efisiensi birokrasi di kementeriannya untuk melaksanakan apa yang disebut Erick sebagai services BUMN.
Erick memberhentikan seluruh deputi BUMN beserta jabatan sekretaris Menteri BUMN. Kemudian 3 kedeputian yang baru berfokus pada urusan hukum, SDM dan keuangan sementara sekretaris menteri akan bertugas menjadi administrator.
Sejauh ini Erick telah merombak 33 perusahaan BUMN termasuk mengevaluasi jajaran direksi dan terus akan melakukan perombakan total terhadap seluruh BUMN.
Erick mengatakan dia tidak sedang ‘bersih-bersih’ karena ada ‘sesuatu’ dan meladeni kasak-kusuk namun itu dilakukan secara menyeluruh untuk menciptakan iklim BUMN yang sehat.
Baca: BUMN Konstruksi Ini Berikan Bantuan untuk Pegawai Terdampak Covid-19
Ia menegaskan tata kelola korporasi yang bersih sesuai good corporate governance di BUMN harus betul-betul dilaksanakan dan bukan sekadar lip services belaka.
Hingga saat ini Erick Thohir terus melakukan evaluasi dan perombakan jajaran direksi BUMN termasuk rangkap jabatan yang terjadi antara pengurus direksi di perusahaan induk dan anak perusahaan seperti terjadi pada kasus PT Garuda Indonesia.
Erick mewanti-wanti seluruh direksi agar tak ada satu direksi BUMN yang merasa aman dengan posisinya saat ini jika key performance index (KPI) mereka buruk.
“Saya dari awal bilang dalam memilih direksi bukan suka atau tidak suka tapi berdasarkan KPI. Mereka baru boleh merasa aman jika kinerja perusahaannya memuaskan,” ucap Erick Thohir.
Selain faktor performance, faktor yang menjadi pertimbangan Erick dalam menyusun jajaran pengurus adalah kekompakan manajemen.
Ia mementingkan hubungan dirut dan komut yang kuat dan bisa bekerja sama saling bantu dan mengawasi bukan sebaliknya tidak mau diawasi oleh komisaris.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.