Sabtu, 4 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Pemilukada Bukan Komitmen Demokrasi

Pada kenyataannya kesempatan berdemokrasi yang relatif terbuka setelah sekian lama terkungkung dalam belenggu rezim otoritarian tidak dimanfaatkan de

WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN
SIMULASI PEMUNGUTAN SUARA - KPU Kota Tangerang Selatan, menggelar simulasi pemungutan suara pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Tangerang Selatan, di lapangan PTPN VIII, Serpong, Sabtu (12/9/2020). Simulasi dilakukan di TPS 18 dan diikuti 419 orang pemilih dari Kelurahan Cilenggang, Serpong, Kota Tangerang Selatan. Kegiatan ini disaksikan langsung Ketua KPU Pusat, Arief Budiman dan dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Pilkada Kota Tangerang Selatan akan digelar pada 9 Desember mendatang. WARTA KOTA/NUR ICHSAN 

Pertikaian publik yang terbelah oleh politik identitas dan etnosentrisme, kerusakan moral karena politik uang, politik dinasti dan sebagainya, pada akhirnya hanya melahirkan pemimpin yang pragmatis dengan kekuasaannya.

Tujuan berkuasa bukan lagi menjalankan amanah untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, tapi bagaimana kekuasaan dapat diperluas dan dipertahankan untuk kepentingan pribadi dan golongannya. Maka tidak heran hingga kini sudah 424 orang Kepala Daerah termasuk wakilnya terjerat kasus korupsi (Djohan, 2020).

Artinya, demokrasi yang ditempuh dengan cara pemilihan langsung ini telah terbukti dalam ancaman gagal.

Namun itu bukan alasan untuk mengandaskannya kembali ke bentuk lama yang lebih menakutkan bagi kelangsungan demokratisasi itu sendiri. Negara harus hadir, dalam konteks ini sebagai solusi bagi keterdidikannya rakyat dalam politik.

Jika pemilu dianggap sebagai medium pendidikan politik rakyat, maka kualitas pemilu harus ditingkatkan. Pemilu bukan hanya sebatas upaya mendefenitifkan satu kepimpinan politik yang legitimed.

Cara pandang itu hanya mengukuhkan demokrasi prosedural bukan substansial. Namun wujud itu yang nyata dan konsisten saat ini. Dengan alasan komitmen menegakkan demokrasi, pilkada tetap akan dilaksanakan. 

Sedang hasil pilkada di era normal saja menunjukkan bentuk yang centang prenang. Sudah seharusnya konsentrasi pemerintah dicurahkan penuh untuk penanganan kasus Covid -19. Resesi ekonomi di ambang mata, kesulitan-kesulitan rakyat akan semakin bertambah.

Banyak warga negara yang terpukul secara psikologis karena kehilangan keluarga, saudara, kerabat dan mata pencahariannya.

Alih-alih untuk penghiburan, pesta rakyat di tengah situasi bencana dan banyak rakyat sedang berduka, tujuannya hanya untuk memberi legitimasi formal pada kepentingan politik kekuasaan semata.(*)  

*) Penulis saat ini sedang menyelesaikan studi di Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Nasional. Aktivitas yang dilakukan adalah Fasilitator Pendidikan Advokasi berbasis Masyarakat di Bhuminara Institute dan FIELD Indonesia.

**) Beberapa tulisan dari penulis telah dipublikasikan dalam bentuk buku dan artikel. Antara lain; Percaya Pada Rakyat, Memaknai Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Daerah, European Commission, IPPHTI, FIELD, 2006 *Aspirasi, Bangkitnya Peran Masyarakat Sipil Pedesaan”, Partnership, FIELD, 2003

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved