Kamis, 2 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Gajah di Pelupuk Mata yang Tak Tampak

Kesan Rudi tentang Suhendra adalah manusia langka yang sudah selesai dengan dirinya sendiri.

Editor: Hasanudin Aco
IST
Suhendra Hadikuntono. 

"Tapi tahukah Anda bahwa Suhendra Hadikuntono yang merupakan Ketua KPSN (Komite Perubahan Sepak Bola Nasional) yang menginisiasi pembongkaran kasus itu?" tanya Rudi.

"Suhendra begitu gemas dengan semakin maraknya mafia sepak bola di Indonesia. Dia dibantu beberapa orang kemudian membentuk KPSN, dan hebatnya Suhendra pula yang membiayai semua kegiatan KPSN, bahkan membiayai sebagian kegiatan operasional aparat kepolisian untuk menangkap para mafia sepak bola. Suhendra pula yang membiayai beberapa pertemuan KPSN dengan pemilik suara (voters) PSSI," lanjutnya.

"Saat saya tanya, sudah habis berapa untuk membongkar mafia sepak bola ini? Beliau hanya tersenyum kecil, Hanya beberapa M-lah.

Kemudian saya kejar lagi, apakah Bapak punya niat menjadi Ketua Umum PSSI? Dia menggeleng keras. Beliau tidak ingin jadi apa-apa. Beliau hanya ingin sepak bola Indonesia kembali ke marwahnya sebagai alat pemersatu dan kebanggaan bangsa dan negara," tambah Rudi.

Namun, masih kata Rudi, konon ini adalah operasi di dalam operasi yang sesungguhnya, yaitu menetralisir 35 juta suara massa mengambang seporter sepak bola, di mana dunia sepak bola seperti agama kedua di Indonesia yang mudah diarahkan suaranya untuk mendukung calon presiden tertentu yang saat itu PSSI dipimpin oleh mantan Pangkostrad Edy Rahmayadi yang menjadi "tink tank" salah satu calon presiden saat itu.

Baca: Ekonom Sarankan Jokowi Segera Reshuffle Menteri yang Lamban Cairkan Stimulus

Tanggal 20 Januari 2019, Edy jatuh melalui operasi yang sangat mulus, tanpa setetes darah pun tertumpah.

"Sambil merendah beliau mencontohkan Buwas (Budi Waseso) yang sukses menetralisir 7 jutaan massa mengambang di Pramuka yang saat itu dipimpin oleh salah satu kader partai non-koalisi.

Saya diam. Tercenung. Kemudian saya iseng bertanya, apakah Pak Jokowi mengetahui hal tersebut? Sambil tersenyum beliau menjawab, 'Allah Maha Tahu, karena semua yang saya lakukan tersirat bukan tersurat'," tutur Rudi menirukan Suhendra.

Kalau ditawari Presiden Jokowi untuk menjadi menteri, apa Suhendra bersedia? "Beliau menggeleng, 'Saya tidak ingin jabatan apa-apa, Mas Rudi. Saya hanya ingin jadi pejuang bagi NKRI saja.

Kalaupun Pak Jokowi memanggil saya untuk mengabdi membantu beliau, saya akan minta ditempatkan di tempat paling berbahaya dan tidak ada uangnya, agar saya bisa total dan fokus mengabdi untuk negeri ini. Karena secara materi alhamdulillah saya sudah banyak diberikan rezeki oleh Allah SWT.

Tapi kalau tidak dipanggil, saya akan tetap berbuat apa pun yang bisa saya lakukan untuk menjaga keutuhan NKRI'," kata Rudi masih menirukan Suhendra.

"Saya terdiam. Saya pandangi dalam-dalam Pak Suhendra yang didampingi istrinya yang cantik itu. Saya malu. Saya merasa belum berbuat apa pun untuk negeri ini.

Terima kasih Pak Suhendra, Anda telah memberi banyak pelajaran buat saya pribadi, dan Anda adalah sosok yang patut menjadi teladan dan inspirasi bagi kita semua, bagaimana mengabdi kepada negara tanpa pamrih. Teruslah berbuat untuk negeri ini dalam kesunyianmu, Pak Suhendra," tandas Rudi.

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved