Jumat, 3 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Gajah di Pelupuk Mata yang Tak Tampak

Kesan Rudi tentang Suhendra adalah manusia langka yang sudah selesai dengan dirinya sendiri.

Editor: Hasanudin Aco
IST
Suhendra Hadikuntono. 

Tujuannya agar Indonesia terhindar dari tuduhan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat. Suhendra telah bekerja keras dalam senyap untuk menyelamatkan kehormatan negara," papar Rudi.
 
Demo Perangkat Desa yang Berpotensi Chaos

Beberapa bulan setelah Joko Widodo menjabat Presiden RI tahun 2014, kata Rudi, ratusan ribu perangkat desa dari seluruh Indonesia datang ke Jakarta, menggeruduk Istana Merdeka.

Tujuan mereka menagih janji Jokowi saat kampanye bahwa perangkat desa akan diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Tapi ternyata janji Jokowi tidak kunjung direalisasikan oleh Menteri Dalam Negeri dengan berbagai alasan. Mengamuklah mereka. 

Dalam demonstrasi tersebut, tidak satu pun aparat Kemendagri dan Mendagri (saat itu) Tjahjo Kumolo yang berani menghadapi para demonstran.

"Akhirnya, Suhendra yang saat itu menjabat Penasihat Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) turun tangan, pasang badan berjibaku menenangkan para demonstran yang sudah mengancam akan membuat kerusuhan. Masalah pun teratasi dengan baik. Mendagri Tjahjo Kumolo mendapat pujian dan tepuk tangan dari media, sedangkan Suhendra kembali ke dunianya yang sepi," cetus Rudi.

Membagi Sertifikat Tanah Warga

Seperti biasa, setiap Presiden Jokowi berkunjung ke daerah selalu membagikan sertifikat tanah gratis kepada masyarakat. Hal itu juga dilakukan Presiden Jokowi pada 2018 di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Presiden membagi-bagikan sertifikat secara gratis kepada warga Langkat, dan tentu saja warga bahagia tiada tara mendapatkan sertifikat tanah gratis. Seperti biasa pula, Presiden Jokowi juga membagi-bagikan sepeda waktu itu.

Lalu, apa yang terjadi setelah Presiden Jokowi kembali ke Jakarta? Seluruh sertifikat tanah tersebut ditarik kembali oleh perangkat desa atas perintah Bupati Langkat.

Bagi warga yang mau mengambil sertifikat tersebut harus menebus dengan uang 3 sampa 5 juta rupiah. Sungguh tak beradab kelakuan oknum aparat pemerintah daerah tersebut, dan hal ini tentu saja tak pernah diketahui Jokowi.

"Atas jeritan rakyat kecil itu, Suhendra yang dibantu tim kecilnya bergerilya ke beberapa desa di pelosok Kabupaten Langkat. Beliau mengambil kembali 1.700 sertifikat yang merupakan hak rakyat tersebut. Usaha dari Suhendra tentu saja mendapatkan perlawanan keras dari aparat desa dan kecamatan.

Namun singkat cerita berkat kegigihannya akhirnya Suhendra berhasil menarik kembali ribuan sertifikat tanah tersebut dari aparat desa dan mengembalikan kepada rakyat. Peristiwa ini juga luput dari pemberitaan media nasional," cetusnya.

Pada saat Rudi tanya, apa motivasi Suhendra sehingga melakukan hal itu? "Jawabnya, 'Saya hanya ingin menyelamatkan nama baik Pak Jokowi yang telah berniat baik, tapi ‘digergaji’ oleh anak buahnya di level bawah. Mak Jleb!" kenang Rudi mengisahkan.

Melawan Mafia Sepak Bola Indonesia

Publik pasti sudah membaca berita 17 orang oknum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan mafia sepak bola ditangkap dan diproses hukum oleh Polri.

Halaman
123

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved