Tribunners / Citizen Journalism
Virus Corona
Wabah Virus Corona: Mohon Tidak Menyamakan Taiwan dengan China
Wabah virus corona baru di Wuhan, China, yang awalnya disembunyikan oleh pemerintah China akhirnya berdampak pada dunia.
TRIBUNNERS - "Prinsip Satu China" yang tidak masuk akal telah menyebabkan kesusahan besar bagi pemerintah dan rakyat Taiwan, dan bahkan lebih tidak kondusif untuk memerangi epidemi.
Wabah virus corona baru di Wuhan, China, yang awalnya disembunyikan oleh pemerintah China akhirnya berdampak pada dunia.
Taiwan yang bukan merupakan bagian dari China, tetapi yang paling dekat dengan China daratan secara lokasi geografis ikut menanggung beban terjangkit virus.
Sampai saat ini, sudah 18 kasus yang dikonfirmasi. Namun karena standar medis Taiwan berkelas dunia, tindakan pencegahan epidemi sangat sukses.
Baca: Terawan Ungkap Nasib 238 WNI di Natuna setelah Karantina: Tetap Diawasi Ketat oleh Kemenkes
Baca: Turis China Takut Pulang ke Negaranya karena Virus Corona, Mereka Pilih Bertahan di Bali
Saat ini, tidak ada komunitas wabah infeksi yang terjadi di Taiwan, dan tidak ada kasus yang dikonfirmasi telah meninggal.
Jumlah kasus yang dikonfirmasi juga lebih rendah dari 49 kasus di Hong Kong, 47 kasus di Singapura, 33 kasus di Thailand, 28 kasus di Jepang, dan 28 kasus di Korea Selatan.
Tetapi tahukah Anda? Disamping Taiwan mengerahkan seluruh kekuatan yang terbaik untuk pencegahan epidemi, disaat yang sama Taiwan juga harus melawan " Prinsip Satu China" yang tidak masuk akal.
China mengklaim bahwa Taiwan adalah bagian dari China berdasarkan " Prinsip Satu China" fiksi (tidak nyata).
Upaya internasionalnya yang kuat telah membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan Taiwan ke dalam "wilayah epidemi China".
Beberapa negara seperti Italia dan Filipina juga bertindak secara tidak masuk akal, mengabaikan pencapaian anti-epidemi prestasi Taiwan, menerapkan "Prinsip Satu China" dan pemahaman yang salah dari WHO, menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayah epidemi China, menghentikan penerbangan dengan Taiwan, dan melarang orang Taiwan memasuki negara bersangkutan.
Tindakan gegabah ini mengabaikan fakta bahwa Taiwan adalah wilayah epidemi non-China dan tindakan menyamakan Taiwan dengan China sangat menyusahkan rakyat Taiwan dan pemerintah, dan telah mempengaruhi hak-hak rakyat Taiwan dan bahkan warga negara lain di Taiwan (termasuk hampir 500.000 orang Indonesia yang tinggal dan yang melakukan hubungan antara Taiwan-Indonesia di Taiwan).
Kami ingin menekankan dengan serius:
"Prinsip Satu China" dari China ini adalah murni klaim politik ilusi, sama sekali tidak realistis. Presiden Xi Jinping jika mau ke Taiwan, tetap harus ada izin dari pemerintah Taiwan.
Standar medis Taiwan jauh lebih tinggi daripada China. Taiwan bukan bagian dari China, Taiwan bukan wilayah epidemi China, langkah-langkah pencegahan epidemi Taiwan cukup berhasil.
Italia dan Filipina mengikuti pemahaman yang salah dari WHO yang menyamakan Taiwan dengan China hingga membatasi langkah-langkah interaksi dengan warga Taiwan, adalah sebuah kesalahan besar.
Lebih jauh lagi, menurut laporan situs basis global NUMBEO mengenai Health care index by Country, Taiwan menempati peringkat pertama di dunia tahun lalu dan tahun ini. di bawah ilusi " Prinsip Satu China", Taiwan tidak dapat menjadi anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atau bahkan sebagai pengamat. Bukankah sangat ironi bahwa Taiwan sebagai contoh teladan sistem kesehatan global, tidak dapat menjadi anggota WHO?
Kami terutama ingin menekankan bahwa:
Langkah-langkah pencegahan epidemi di Taiwan cukup berhasil, tidak ada infeksi komunitas, dan kasus yang dikonfirmasi relatif sedikit. Jauh lebih unggul daripada Cina dan negara-negara tetangga lainnya.
Taiwan bukan bagian dari China, dan juga bukan termasuk wilayah epidemi China! Kami mendesak semua negara di dunia menolak data yang salah dari WHO yang memasukkan epidemi Taiwan ke dalam epidemi Tiongkok.
Tidak mengutip informasi pembagian wilayah negara yang salah dari WHO, dan mengambil tindakan yang tidak masuk akal untuk menghentikan penerbangan dengan Taiwan dan membatasi masuknya warga Taiwan!
Pengirim/Sumber: Taipei Economic and Trade Office (TETO)
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.