Jumat, 3 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Virus Corona

Wabah Virus Corona: Mohon Tidak Menyamakan Taiwan dengan China

Wabah virus corona baru di Wuhan, China, yang awalnya disembunyikan oleh pemerintah China akhirnya berdampak pada dunia.

Shanghaiist
Ilustrasi. 

TRIBUNNERS - "Prinsip Satu China" yang tidak masuk akal telah menyebabkan kesusahan besar bagi pemerintah dan rakyat Taiwan, dan bahkan lebih tidak kondusif untuk memerangi epidemi.

Wabah virus corona baru di Wuhan, China, yang awalnya disembunyikan oleh pemerintah China akhirnya berdampak pada dunia.

Taiwan yang bukan merupakan bagian dari China, tetapi yang paling dekat dengan  China daratan secara lokasi geografis ikut menanggung beban terjangkit virus.

Sampai saat ini, sudah 18 kasus yang dikonfirmasi. Namun karena standar medis Taiwan berkelas dunia, tindakan pencegahan epidemi sangat sukses.

Baca: Terawan Ungkap Nasib 238 WNI di Natuna setelah Karantina: Tetap Diawasi Ketat oleh Kemenkes

Baca: Turis China Takut Pulang ke Negaranya karena Virus Corona, Mereka Pilih Bertahan di Bali

Saat ini, tidak ada komunitas wabah infeksi yang terjadi di Taiwan, dan tidak ada kasus yang dikonfirmasi telah meninggal.

Jumlah kasus yang dikonfirmasi juga lebih rendah dari 49 kasus di Hong Kong, 47 kasus di Singapura, 33 kasus di Thailand, 28 kasus di Jepang, dan 28 kasus di Korea Selatan.

Tetapi tahukah Anda? Disamping Taiwan mengerahkan seluruh kekuatan yang terbaik untuk pencegahan epidemi, disaat yang sama Taiwan juga harus melawan " Prinsip Satu China" yang tidak masuk akal.

China mengklaim bahwa Taiwan adalah bagian dari China berdasarkan " Prinsip Satu China" fiksi (tidak nyata).

Upaya internasionalnya yang kuat telah membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan Taiwan ke dalam "wilayah epidemi China".

Beberapa negara seperti Italia dan Filipina juga bertindak secara tidak masuk akal, mengabaikan pencapaian anti-epidemi prestasi Taiwan, menerapkan "Prinsip Satu China" dan pemahaman yang salah dari WHO, menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayah epidemi China, menghentikan penerbangan dengan Taiwan, dan melarang orang Taiwan memasuki negara bersangkutan.

Tindakan gegabah ini mengabaikan fakta bahwa Taiwan adalah wilayah epidemi non-China dan tindakan menyamakan Taiwan dengan China sangat menyusahkan rakyat Taiwan dan pemerintah, dan telah mempengaruhi hak-hak rakyat Taiwan dan bahkan warga negara lain di Taiwan (termasuk hampir 500.000 orang Indonesia yang tinggal dan yang melakukan hubungan antara Taiwan-Indonesia di Taiwan).

Kami ingin menekankan dengan serius:

 "Prinsip Satu China" dari China ini adalah murni klaim politik ilusi, sama sekali tidak realistis. Presiden Xi Jinping jika mau ke Taiwan, tetap harus ada izin dari pemerintah Taiwan. 

Standar medis Taiwan jauh lebih tinggi daripada China. Taiwan bukan bagian dari China, Taiwan bukan wilayah epidemi China, langkah-langkah pencegahan epidemi Taiwan cukup berhasil.

Italia dan Filipina mengikuti pemahaman yang salah dari WHO yang menyamakan Taiwan dengan China hingga membatasi langkah-langkah interaksi dengan warga Taiwan, adalah sebuah kesalahan besar.

Halaman
12

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved