Kamis, 2 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Kritik KH Imam Jazuli Terhadap Ide Pemikiran Negara Khilafah

Ide negara khilafah tidak konsisten terhadap sesuatu yang bersifat pemikiran dan materialtisme.

Editor: Husein Sanusi
Istimewa
KH. Imam Jazuli lc. MA bersama Syekh Mohammad al Basyouni dari Universitas al Azhar Mesir ketika beliau berkunjung ke Pesantren Bina Insan Mulia. 

Sejatinya, ejekan atas materialisme dan segala turunannya dikarenakan ketidak-sesuaiannya dengan akidah, mabda' dan qiyadah fikriyah Islam. Materialisme berada di luar kapasitas berpikir yang Platonis. Terbukti, ketika dunia ide tidak bisa dipertahankan lagi, dengan alasan-alasan praktis, an-Nabhani terpaksa dan mau tak mau harus menerima materialisme sains dan teknologi.

Negara khilafah sesungguhnya sebuah ide yang dibangun atas narasi kebencian, yaitu anti-tesa Barat. Kata Barat di sini berarti materialisme. Negara khilafah adalah wujud lain "dunia ide" dari Plato atau "roh absolut" dari Hegel. Dengan sedikit modifikasi, Hizbut Tahrir menamai substansi-substansi "ide" dan "roh" itu dengan nama-nama lain seperti akidah Islam, mabda' Islam, qiyadah fikriyah Islam, dan negara khilafah.

Kebencian an-Nabhani dan gerakan Hizbut Tahrir terhadap Barat bisa dimaklumi, karena lahir dari pikiran orang-orang kalah. An-Nabhani lahir di lingkungan keluarga hakim, yang sempat menikmati manisnya kejayaan khalifah Turki Utsmani. Kemudian, kolonialisms Barat datang meluluh lantakkan semua yang keluarganya miliki.

Hizbut Tahrir tidak sadar betul, bahwa kekecewaan yang sama atas kolonialisme juga dirasakan oleh semua bangsa terjajah. Indonesia termasuk bekas negara jajahan Eropa. Tetapi, gerakan politik Indonesia berbeda dari ide negara khilafah. Ide negara khilafah bukan satu-satunya pilihan perlawanan. Hal itu sudah kerap kali dibicarakan di dalam kajian pasca kolonial di kampus-kampus, seminar-seminar, dan diskusi-diskusi ilmiah.

Nusantara ini telah ratusan tahun ditindas oleh kolonialisme Barat. Kerajaan-kerajaan Islam dihancurkan. Kekayaan alam Indonesia dikuras. Karenanya, perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah wujud keberhasilan gerakan anti kolonialisme itu.

Indonesia tidak akan pernah mengusung ide negara khilafah untuk melakukan perlawanan. Nalar anti kolonialis khas Indonesia melahirkan Negara Pancasila, yang mengusung ideologi Islam jauh lebih elegan dibanding gagasan negara khilafah ala Hizbut Tahrir. Intelektual Indonesia tidak akan bersikap naif senaif pemikiran dalam buku Nizhamul Islam, sekalipun intelektual Indonesia sama-sama anti-Barat dan anti materialisme.*

*Alumni Univeraitas al Azhar Mesir, Pengasuh pondok pesantren Bina Insan Mulia, Wakil Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah- Asosiasi Pondok Pesantren se Indonesia- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2010-2015.

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved