Sabtu, 4 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Novel Baswedan dan Sisifus

Alih-alih menemukan siapa pelaku dan dalang atau aktor intelektual teror, hasil investigasi TGPF justru terkesan menyudutkan Novel.

Editor: Hasanudin Aco
SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO
DUA TAHUN NOVEL BASWEDAN - Massa aksi dari Aliansi Masyarakat Anti Korupsi mengenakan topeng Novel Baswedan dalam aksi peringatan dua tahun kasus Novel Baswedan di Jalan Tugu, Kota Malang, Kamis (11/4/2019). Massa aksi menuntut Presiden RI mengevaluasi kinerja kepolisian dalam kasus penyidikan dugaan pembunuhan terhadap Novel Baswedan dan mengutuk segala bentuk teror terhadap penjuang anti korupsi. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO 

Setelah pengepungan selama 10 tahun tidak membuahkan hasil, prajurit-prajurit Yunani yang mulai frustrasi kemudian membangun sebuah kuda kayu raksasa dan menyembunyikan beberapa prajurit di dalamnya.

Prajurit-prajurit Yunani lainnya berpura-pura pergi berlayar, sehingga prajurit-prajurit Troya lalu menarik kuda kayu tersebut ke dalam kota sebagai lambang kemenangan.

Malam harinya, prajurit-prajurit Yunani keluar dari kuda kayu itu dan membuka pintu gerbang untuk pasukan Yunani lainnya, yang kembali mendatangi kota Troya dengan memanfaatkan persembunyian malam. Prajurit-prajurit Yunani pun memasuki kota Troya dan menghancurkannya, sehingga mengakhiri perang.

Alih-alih menemukan siapa pelaku dan dalang teror terhadap Novel, TGPF justru terkesan menyudutkan Novel.

Apakah TGPF ibarat kuda Troya yang sengaja disusupkan untuk membiaskan atau mengaburkan kasus Novel sehingga terjadi insinuasi? 

Wallahu a’lam!

Karyudi Sutajah Putra: Pegiat Media, Tinggal di Jakarta.

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved