Jumat, 3 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Pelatihan Juru Bicara Pancasila Dihelat di Palu

Komunitas ini sendiri telah memproduksi buku rujukan utama berjudul Rumah Bersama Kita Bernama Indonesia, yang ditulis oleh Denny JA.

Istimewa
Pelatihan juru bicara Pancasila di Palu 

 TRIBUNNERS - Memudarnya kesadaran masyarakat untuk meneguhkan ideologi Pancasila sebagai perekat bangsa membuat banyak pihak prihatin.

Menguatnya sektarianisme dan politisasi agama juga membuktikan bahwa falsafah kebangsaan yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa sudah mulai tergerus.

Kesadaran untuk menumbuhkan dan menguatkan Pancasila sebagai ideologi tidak bisa hanya menjadi ranah pemerintah.

Baca: Rihanna menjadi duta besar Barbados

Trauma doktrinasi Pancasila ala Orde Baru harus dijawab dengan membuat penguatan ideologi Pancasila menjadi bagian dari tanggung jawab bersama. Indonesia sebagai rumah bersama harus dirawat oleh semua elemen bangsa.

Dalam rangka upaya tersebut, Komunitas Bela Indonesia (KBI) dibentuk dan mengadakan Pelatihan Juru Bicara Pancasila di 25 provinsi.

Kali ini bekerjasama dengan Institut Sikola Mombine Palu mengadakan Pelatihan Juru Bicara Pancasila sesi ke-3 yang akan dimulai hari ini, 21 – 24 September di Hotel Rama Garden, Palu.

Fira Tyasning Tri Utari, ketua panitia partner lokal dari Institut Sikola Mombine, mengungkapkan bahwa pelatihan ini sangat penting dilakukan mengingat di Sulawesi Tengah, Poso dan Palu, sempat terjadi konflik sosial.

Di sisi lain, Sulteng punya kearifan lokal yang dipercaya sebagai budaya pemersatu.

“Harapan kami dengan adanya pelatihan juru bicara Pancasila ini akan mengembalikan semangat lokal tentang nilai-nilai keberagaman dan Pancasila sehingga bisa menjadi fenomena anak muda kekinian yang menjadi keren untuk diperbincangkan dan diperjuangkan,” terang Fira.

Sebelumnya, KBI telah menghelat pelatihan perdana untuk wilayah Jabodetabek pada 31 Agustus hingga tiga September kemarin di Hotel The Rizen, Bogor.

Sesuai hasil diskusi, para peserta sepakat untuk mengadakan program utama lanjutan yang bernama, Camp of Love, yang akan mempertemukan kaum muda lintas agama dalam satu kemah bersama untuk merekatkan dan menjembatani anak-anak muda serta generasi milennial dengan latar belakang yang beragam untuk berinteraksi dan memperbincangkan keberagaman.

Selain penguatan isu kebangsaan, mereka juga akan dilatih skill penulisan, berdebat serta manajemen media sosial. Pengelolaan media sosial menjadi salah satu titik tekan penting dalam pelatihan ini.

"Beberapa riset menunjukkan, di dunia media sosial saat ini ternyata follower para influencer atau tokoh masyarakat yang menyebarkan konten negatif lebih banyak daripada yang kontennya positif,” ujar Anick HT, koordinator program Komunitas Bela Indonesia.

Komunitas ini sendiri telah memproduksi buku rujukan utama berjudul Rumah Bersama Kita Bernama Indonesia, yang ditulis oleh Denny JA dan Tim.

Di samping itu, menurut penjelasan Anick HT, mereka juga menyiapkan seluruh materi, baik isu maupun skill, berupa slide power point maupun dalam bentuk serial video, untuk dimanfaatkan oleh khalayak yang hendak mengadakan pelatihan sejenis di manapun.

Halaman
12

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved