Tribunners / Citizen Journalism
Dua Pilihan Rasional untuk Prabowo Subianto
Jika Prabowo terima Habib Salim Segaf Al-Jufrie sebagai cawapres, koalisi terbentuk. Beres. Prabowo bisa memastikan diri untuk maju.
Oleh: Tony Rosyid
Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa
TRIBUNNERS - Jika Prabowo terima Habib Salim Segaf Al-Jufrie sebagai cawapres, koalisi terbentuk. Beres. Prabowo bisa memastikan diri untuk maju. Kendaraannya Gerindra-PKS.
Begitu juga jika Prabowo ambil Ustaz Abdul Somad jadi cawapres, dan PAN-PKS-Demokrat mendukungnya, tiket juga di tangan.
Baca: Ditemukan di Kamar Kos, Bocah Perempuan Penuh Lebam Diduga Korban Rudapaksa
Dua pilihan ini sesuai rekomendasi Ijtima' Ulama. Dengan begitu, akan dapat dukungan luas dari ulama dan umat 212. Dukungan ini akan mampu menghidupkan mesin partai dan mesin umat. Soal menang kalah, berjuang dulu. Begitu kata Habib Rizieq.
Tapi, jika Prabowo tidak ambil dua alternatif rekomendasi Ijtima' Ulama, dan justru memilih AHY sebagai cawapresnya, ini cukup berisiko.
PKS bisa ngambek dan mesin umat tak jalan. Meski Prabowo terpenuhi kebutuhan logistik dan tiket maju.
Gerindra 73 kursi dan Demokrat 61 kursi. Tapi, minus dukungan ulama dan umat 212 tentu sangat riskan. Disamping faktor SBY yang belum tentu memberi rekomendasi AHY, sang putra mahkota untuk mendampingi Prabowo.
Soal AHY nyawapres, SBY tampak sangat cermat dan super hati-hati. Maju, lalu kalah, kelar karir AHY. Kalah di pilgub DKI, terulang kekalahannya di pilpres. Burem masa depannya. Gen politik Cikeas bisa berantakan dan susah recovery-nya.
Banyak pihak memprediksi, AHY tak akan maju jika SBY tidak benar-benar yakin akan menang. Apalagi, SBY dikenal sebagai sosok yang perfecsionis dalam setiap ambil keputusan.
Soal Prabowo? Sepertinya SBY ragu. Buktinya? Dia tak langsung sodorkan AHY. Padahal, elektabilitas AHY cukup tinggi, dan Prabowo menyambutnya dengan tangan terbuka.
Jumlah kursi Demokrat pun di atas PKS dan PAN. Kenapa SBY tidak langsung sodorkan AHY? Hanya butuh sedikit kecerdasan untuk bisa menebak arah langkah dan manuver politik SBY.
Dukung tanpa syarat? Hari gini, ada parpol dukung tanpa syarat? Dan parpol itu milik mantan presiden dua periode yang punya jagoan layak jual. Juga punya 61 kursi di DPR. Menurut saya hanya manusia lugu yang bisa percaya.
Prabowo saat ini, ibarat berada di pertemuan arus gelombang yang sedang deras airnya. Kiri-kanan, depan-belakang tak ada pilihan mudah untuk berenang ke tepian. SBY pemain ulung, PAN terlalu lincah dan unpredictable, PKS susah dinego, rekomendasi ulama dianggap tak meyakinkan, tapi malah jadi pressure yang memberatkan. Kira-kira begitulah analoginya.
Koalisi nampaknya masih terus digodog. Timbang sana-sini. Berputar di lingkaran ektabilitas, tiket partai, logistik dan Ijtima'Ulama. Tak kunjung berakhir dalam satu keputusan bulat.
Prabowo berada di situasi dilematis. Ambil Habib Salim, tak yakin menang. Suara Nahdliyyin menghilang 15%.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.